Komandanpangan.com – Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menyelesaikan program optimasi lahan rawa (opla) seluas 40 ribu hektare di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan, khususnya di wilayah tersebut. Proyek tersebut diharapkan dapat mendorong produktivitas pertanian dengan meningkatkan kapasitas lahan yang dapat diolah.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Hermanto, mengonfirmasi bahwa target optimasi lahan rawa di Merauke telah tercapai. “Proses optimasi lahan rawa seluas 40 ribu hektare sudah selesai. Target kontrak konstruksi sepenuhnya direalisasikan,” ujarnya di Jakarta pada hari Selasa.
Dengan selesainya proyek ini, para petani bisa langsung mulai mengolah lahan tersebut untuk menanam padi. Optimalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan, terutama beras, yang sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan pangan di daerah timur Indonesia.
Optimasi lahan ini tersebar di beberapa wilayah di Merauke, termasuk Distrik Tanah Miring, Kurik, Semangga, Malindo, Merauke, dan Jagebob. Total luas lahan yang telah dioptimalkan mencapai 40 ribu hektare, dengan masing-masing distrik memiliki porsi yang berbeda.
Hermanto menjelaskan bahwa pengerjaan opla melibatkan pembangunan jaringan irigasi, jembatan usaha tani, dan pemasangan pompa air. Proyek ini berhasil merealisasikan sepanjang 732.716 meter jaringan irigasi, 178 unit jembatan usaha tani, dan 49 unit pompa air.
Selain itu, Hermanto menambahkan, proses pengolahan lahan dan penanaman akan menggunakan alat-alat pertanian modern (alsintan). Dengan penggunaan alsintan, setiap petani mampu mengelola hingga lima hektare lahan, berkat efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi tersebut.
Program optimasi ini diharapkan menjadi langkah awal menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional. Pemerintah juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada para petani, mulai dari pengembangan budi daya padi hingga penggunaan teknologi pertanian modern.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebelumnya menyatakan bahwa proyek ini merupakan respons serius pemerintah dalam mengantisipasi dampak El Nino dan krisis pangan global.
Baca Juga: Fakta Harga Beras RI Menurut Jokowi yang Disebut Termahal di ASEAN