Batu -Puluhan perajin tempe di Kota Batu, memilih berhenti produksi. Penyebabnya adalah naiknya harga bahan baku kedelai.
“Dari 260 UMKM di kampung tempe, 30 di antaranya tercatat berhenti,” ujar Kades Beji, Denny Cahyono kepada wartawan, Selasa (5/1/2021).
Denny mengatakan para perajin tempe berhenti produksi dikarenakan tingginya harga kedelai sebagai bahan baku. Sebelumnya, total produksi di kampung tempe bisa mencapai 1 sampai 2 kuintal.
Foto: Muhammad Aminudin
|
“Tetapi saat ini, hanya 70 kilogram saja,” akunya.
Berbeda dengan perajin tempe yang memilih berhenti produksi. Perajin tahu di kawasan Kelurahan Temas, Kota Batu, tetap beroperasi.
Meskipun harus mengurangi ukuran produk tahu yang dibuat. Langkah ini, untuk menyiasati mahalnya harga kedelai beberapa waktu terakhir.
“Untuk ketebalan tahu, kami kurangi setengah centimeter. Harga penjualan tahu juga naik dari Rp 250 untuk satu kotak tahu goreng kini naik menjadi Rp 300 sampai Rp 400 per kotak,” ujar Suwono, salah satu perajin tahu di Kelurahan Temas.