Komandanpangan.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah adanya laporan mengenai penyaluran bahan mentah dalam pelaksanaannya. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memberikan klarifikasi tegas bahwa distribusi bahan baku tidak pernah menjadi bagian dari kebijakan program ini. Menurutnya, program MBG dirancang sebagai intervensi gizi langsung berupa makanan siap santap, bukan bahan mentah.
“Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku, karena program kita adalah program makan bergizi gratis. Ini intervensi gizi, bukan memberikan bahan baku,” tegas Dadan saat berbicara di IPDN, Jatinangor, Sumedang, Selasa malam.
Dadan menjelaskan bahwa kasus distribusi bahan mentah hanya terjadi di salah satu dari 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada. Ia meminta masyarakat tidak menyamaratakan hal ini ke seluruh SPPG, karena mayoritas tetap menjalankan prosedur sesuai panduan yang diberikan oleh BGN.
“Kalau satu berbeda, itu artinya salah interpretasi. Dari 1.885 SPPG, hanya satu yang melenceng. Yang lain solid memahami prosedur yang dikeluarkan BGN,” ujarnya.
Dadan mengungkap bahwa inisiatif tersebut dilakukan oleh oknum dengan alasan praktis, terutama terkait masa libur sekolah. Menurutnya, tindakan ini tidak sesuai dengan esensi program MBG, yang bertujuan memberikan makanan segar dan siap santap kepada para siswa.
Terkait pelaksanaan MBG selama masa libur sekolah, Dadan menyatakan bahwa distribusi makanan sangat bergantung pada kehadiran peserta didik di sekolah.
Jika siswa bersedia datang, meski hanya seminggu sekali, pihak sekolah akan menyediakan makanan segar di hari tersebut dan membekali mereka dengan makanan siap santap untuk dua hari berikutnya.
“Contohnya telur rebus, buah, susu, kacang, dan mungkin kue kering fortifikasi. Ya bukan bahan mentah, enggak ada kebijakan seperti itu,” jelasnya.
Namun, jika siswa dan guru tidak memungkinkan untuk datang ke sekolah, distribusi makanan bergizi untuk sementara dihentikan selama liburan.
Meski demikian, layanan kepada kelompok lain seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita tetap berjalan melalui pengiriman langsung ke rumah atau posyandu, bahkan selama akhir pekan.
“Untuk kelompok ini, layanan dilakukan enam hari seminggu tanpa mengenal hari libur,” tambahnya.
Kontroversi ini mencuat setelah sejumlah foto menu MBG dari wilayah Tangerang Selatan beredar di media sosial.
Dalam foto tersebut terlihat bahan mentah seperti beras, telur burung puyuh, ikan asin, serta makanan ultra-proses seperti biskuit, wafer, dan minuman sereal. Unggahan ini menimbulkan banyak spekulasi dan kritik terkait pelaksanaan program MBG.
Pengelola dapur umum yang bertanggung jawab di wilayah tersebut menyebut bahwa tindakan tersebut adalah hasil dari “kreativitas” mereka selama masa libur sekolah. Namun, tindakan ini bertentangan dengan kebijakan resmi yang telah ditetapkan oleh BGN.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dirancang untuk memberikan makanan siap santap sebagai bentuk intervensi gizi bagi siswa sekolah dan kelompok rentan lainnya.
Polemik distribusi bahan mentah di Tangerang Selatan diakui sebagai kesalahan interpretasi oleh oknum tertentu. BGN menegaskan bahwa kebijakan resmi tetap berfokus pada distribusi makanan bergizi siap santap untuk mendukung kesehatan masyarakat secara optimal.