Komandanpangan.com – Sempat dipertanyakan, apakah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) nantinya akan tetap berjalan selama Ramadan 2025?
Hal itu pun akhirnya mendapat titik terang. Menurut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan bahwa selama Ramadan 2025 program MBG tetap akan berjalan.
Nantinya, makanan yang ditawarkan akan lebih menyesuaikan dengan kebutuhan berbuka puasa.
“Jadi bentuk makanannya tidak masak segar, tetapi kita akan siapkan makanan-makanan yang bergizi yang memang pantas juga untuk berbuka, contohnya susu, kemudian ada kurma, ada buah,” ujar Dadan seperti dikutip pada Jumat (24/01).
Dalam penjelasannya, Dadan menjelaskan bahwa distribusi makanan juga akan disesuaikan dengan jenis satuan pendidikan penerima.
Di pesantren, makanan langsung disajikan saat waktu berbuka. Sementara itu, di sekolah, makanan akan dibawa pulang oleh siswa untuk dinikmati setelah waktu berbuka tiba. Model ini dinilai fleksibel dan mendukung kelancaran program di berbagai wilayah Indonesia.
Kerja sama antara BPOM dan BGN dalam program ini memegang peranan penting, terutama untuk memastikan keamanan dan kebersihan pangan.
“Karena masaknya hampir setiap hari, selama seminggu, dan akan langsung selama setahun. Jadi ini kegiatan yang tidak pernah berhenti,” sambung dia lagi.
Melalui sinergi dengan BPOM, risiko kejadian luar biasa seperti keracunan makanan dapat diminimalkan, sehingga program dapat terus berjalan dengan aman dan berkelanjutan.
Dadan juga menekankan pentingnya aspek higienis dan keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG, yang menjadi fokus BPOM. Menurutnya, BPOM memiliki pengalaman luas dalam memitigasi risiko keamanan pangan.
“Alhamdulillah sudah berjalan, sebagian besar umum lancar, tetapi tentu saja kami sangat membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk dari BPOM,” kata dia menjelaskan.
Program MBG dirancang sebagai upaya mendukung pertumbuhan anak secara optimal, terutama pada dua masa kritis yaitu 1.000 hari pertama kehidupan dan usia 8-17 tahun.
Hingga saat ini, program tersebut telah menjangkau 244 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di 33 provinsi di Indonesia, meningkat dari 190 satuan di 26 provinsi saat pertama kali diluncurkan.
Dengan target mencakup 82,9 juta anak di seluruh Indonesia, program ini terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Selain fokus pada kesehatan, program ini juga membawa dampak positif bagi perekonomian daerah. Setiap satuan pelayanan mengelola dana sebesar Rp8-10 miliar per tahun, di mana sekitar 85% dialokasikan untuk pembelian bahan baku lokal dari sektor pertanian.
Sisanya digunakan untuk memberikan pekerjaan kepada ibu-ibu rumah tangga yang sebelumnya menganggur.
“Efek ekonominya sangat besar sekali, dan karena ini kegiatan yang sangat besar, yang berlangsung setiap hari, memang kemudian butuh keterlibatan semua pihak,” tutur Dadan.
Program Makan Bergizi Gratis selama Ramadan 2025 tidak hanya menjadi solusi kesehatan, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi yang berdampak luas.
Dengan dukungan berbagai pihak, program ini diharapkan mampu terus berjalan lancar, memberikan manfaat kesehatan, dan menciptakan perubahan positif di tengah masyarakat.