Banyuwangi – Banyuwangi dikenal sebagai salah satu gudag beras negara dan selalu ada 300.000 ton surplus beras setiap tahun. Dengan semangat menjaga lahan berkelanjutan untuk pangan dan pertanian (LP2B), Banjar Dream menggelar festival padi di Desa Banjar, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.
Festival tersebut digelar di lahan pertanian seluas 3 hektar, tepatnya di Dusun Limbang, Desa Banjar di lereng Gunung Ijen, Senin (20/2021). Sesuai instruksi Mendagri, festival nasi digelar dengan tetap menerapkan prosedur kebersihan yang ketat dan menggunakan aplikasi PeduliLindung.
“Banyuwangi memang sudah dikenal sebagai salah satu persawahan. Festival padi ini telah menyuntikkan semangat kami, pemerintah daerah dan desa untuk menjaga LP2B,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kepada detikcom.
Dalam kesempatan itu, Ipuk mengapresiasi Desa Banjar yang telah memiliki peraturan desa yang mengatur pemanfaatan lahan efektif di areal pertanian maupun perkebunan. Berdasarkan perdes setempat, kawasan pertanian di desa yang bisa digunakan untuk lahan efektif (bangunan tertutup) hanya 1 persen dari lahan yang ada, sementara di kawasan perkebunan, maksimal 5 persen dari lahan yang ada.
“Saya mengapresiasi Desa Banjar, semoga kawasan ini tetap terjaga. Saya titip ya Pak Kades,” kata Ipuk kepada Kades Banjar Sunandi yang juga hadir.
Foto: Ardian Fanani
|
Lahan pertanian di daerah tersebut menjadi panggung festival yang menarik. Di darat, ditampilkan serangkaian proses dan budidaya padi tradisional dan modern. Tunjukkan kepada masyarakat bagaimana petani menggunakan kerbau atau mesin traktor modern untuk membajak tanah secara manual. Termasuk cara memanen padi.
“Festival Padi merupakan salah satu cara kami memberikan dukungan kepada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar perekonomian Banyuwangi saat ini, dengan tingkat kontribusi sekitar 30%,” kata Ipke.
Menariknya, bunga milik pengungsi ditanam di sekitar persawahan, yang memiliki efek mengusir hama dan serangga. Oleh karena itu, hamparan sawah yang luas di kawasan tersebut terlihat berwarna-warni, dengan perpaduan hijaunya padi dan aneka bunga.
Ada juga jogging track di area ini. Selama ini Desa Banjar dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pecinta sepeda, dan sering dijadikan tempat untuk berfoto.
“Dengan dipermak sedikit dan ditambahi jogging track, bisa lebih banyak dikunjungi masyarakat yang ujungnya bermanfaat ekonomi bagi warga setempat,” ujar Ipuk.