KOMPAS.com – Objek-objek wisata pantai di sepanjang garis pantai Garut Selatan, ditutup untuk aktivitas wisata. Penutupan dilakukan sejak Sabtu (16/5/2021) malam setelah melihat ribuan kendaraan terus berdatangan ke arah selatan Garut hingga menimbulkan kemacetan.
“Sejak malam kami tutup, penyekatan masih kita lakukan sampai sekarang,” jelas Kapolres Garut AKBP Adi Benny Cahyono, saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Minggu (16/5/2021) pagi.
Selain secara resmi menutup kawasan pantai selatan Garut, menurut Benny, pihaknya juga melakukan penyekatan di jalan-jalan menuju tempat wisata di selatan Garut dan meminta wisatawan untuk memutar balik kendaraannya.
Baca juga: Pemprov DKI Tutup 20 Museum dan Kawasan Budaya Ini sampai Besok
Aktivitas penyekatan wisatawan ke arah selatan Garut, dilakukan di beberapa titik sejak Sabtu malam seperti di pertigaan Simpang Bayongbong.
Aparat kepolisian dan TNI meminta wisatawan untuk memutar arah.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gan Gan membenarkan tempat wisata pantai di Garut Selatan ditutup sejak Sabtu (15/5/2021) malam karena pengunjung membludak.
“Sejak Sabtu pagi gejalanya sudah terlihat prngunjung membludak, kita sudah instruksikan kepala UPT untuk koordinasi dengan Satgas Covid setempat dan Forkopimda untuk menutup,” ujar Budi saat dihubungi lewat telepon genggamnya, Minggu (16/5/2021) pagi.
Baca juga: Viral Video Kerumunan Wisatawan Pantai Batu Karas Pangandaran, Pemda Lakukan Penutupan
Menurut Budi, sebelum ditutup total, pihaknya mencoba melakukan buka tutup sambil menunggu wisatawan yang telah ada di tempat wisata pulang. Namun, karena tetap membludak, akhirnya Sabtu malam ditutup total semua tempat wisata.
“Sampai hari ini kita tutup total sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan,” katanya.
Sementara, tempat-tempat wisata lain yang ada di Garut sampai saat ini masih terpantau terkendali dan belum sampai ada penutupan. Namun, beberapa tempat wisata terpantau ramai dan sempat dilakukan buka tutup pengunjung seperti di Candi Cangkuang.
Budi menegaskan, penutupan tempat-tempat wisata ini dilakukan demi alasan kemanusiaan, untuk menghindari munculnya kluster Covid-19 di tempat wisata dan beberapa daerah pun melakukan hal yang sama.
“Kita akan terus evaluasi melihat situasi dan kondisi di lapangan,” katanya. (*)