Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat terdapat kenaikan harga pangan sebesar tiga hingga lima persen seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan.
“Dari data series kita, ada sekitar 10 sampai 15 persen itu permintaannya. Bagaimana dengan harganya? harganya pun mengikuti. Kenaikannya di antara tiga sampai lima persen, itu adalah hal-hal yang masih kita lazimkan. Karena memang selalu pedagang akan bilang setahun sekali,” kata Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Suharini Eliawati pada acara Balkoters Talk bertema ‘Stabilitas Pangan Jelang Ramadan’, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dinas Pangan DKI siapkan gelar pangan murah cabai
Menurut perempuan yang akrab disapa Elly ini, peningkatan permintaan pangan terjadi pada komoditas beras yang pada kondisi normal sebesar 103.396 ton, sedangkan saat menjelang hari besar keagamaan permintaannya 103.606 ton atau naik 0,20 persen.
Untuk permintaan daging sapi saat kondisi normal adalah 5.509 ton dan pada hari besar keagamaan nasional (HKBN) mencapai 5.805 ton, kenaikan 5,37 persen. Lalu kebutuhan komoditas daging Ayam pada kondisi normal 23.701 ton, dan hari besar keagamaan nasional (HKBN) 24.254 ton, ada kenaikan 2,33 persen.
Baca juga: DKPKP upayakan pertanian kontrak antisipasi kenaikan harga cabai
Kemudian untuk telur ayam, pada hari biasa atau normal kebutuhannya mencapai 19.962 ton, hari besar keagamaan nasional HKBN sekitar 21.379 ton, atau kenaikan 7,10 persen. Lalu permintaan cabe rawit hari biasa mencapai 2.506 ton dan hari besar keagamaan nasional HKBN 2.580 ton atau kenaikan 2,95 persen.
Sementara permintaan cabe besar hari biasa mencapai keterbutuhannya 3.500 ton, sedangkan pada hari besar keagamaan nasional HKBN 3.578 ton, kenaikan 2,23 persen. Permintaan bawang merah pada hari biasa mencapai 7.124 ton, pada hari besar keagamaan nasional HKBN 7.314 ton, kenaikan 2,74 persen.
Baca juga: DKPKP akan gunakan mesin penyimpan untuk kendalikan harga cabai
Permintaan bawang putih pada hari biasa 1.726 ton, HKBN 1.787 ton, kenaikan 3,53 persen. Lalu Gula pasir pada hari biasa 6.286 ton, hari besar keagamaan nasional HKBN 6.421 ton, kenaikan 2,44 persen.
“Kebutuhan minyak goreng hari biasa normal 16.562, sedangkan pada hari besar keagamaan nasional HKBN 16.948, kenaikan 2,33 persen,” tutur Suharini.
Namun demikian, Suharini menjamin ketersediaan berbagai komoditas itu masih cukup di mana beras tersedia 305.313 ton, daging sapi 14.781 ton, daging ayam 27.100 ton, telur ayam 22.216 ton, cabai keriting 4.640 ton, cabe rawit merah 2.665 ton, bawang putih 2.057 ton, bawang merah 7.592 ton, gula pasir 10.605 ton, dan minyak goreng 19.523 ton.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama PD Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman memastikan stok daging sapi dan ayam untuk kebutuhan DKI Jakarta tercukupi dengan baik. Pihaknya mengaku telah mengumpulkan asosiasi pedagang di beberapa pelosok nusantara.
“Insya allah persediaan daging sapi dan juga ayam itu cukup ya. Aman. Karena ada beberapa faktor yang sudah kami antisipasi. Kita sudah mengumpulkan asosiasi baik itu asosiasi pedagang daging maupun juga ayam. Daging sapi kami yang ada di gudang itu ada sekitar, 800 ton daging ayam 400 ton dan sapi hidup sekitar 200 ekor,” jelasnya.
Menurutnya, pasokan daging sapi ini didatangkan dari Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya. Bahkan, pihaknya mendapat daging impor dari Australia, sehingga kebutuhan daging untuk warga Jakarta tercukupi.
Sementara Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, pihaknya memiliki early warning system atau indikasi awal kebutuhan stok beras.
Dia memastikan, harga beras dan pangan lainnya relatif masih stabil.
“Nah saat ini, harganya Rp10.200 untuk yang premium, kemudian medium Rp8.600. Di dashboard paling bawah menggambarkan seluruh barang yang masuk ke dalam food station 60 persen didistribusikan di DKI sisanya di kirim ke Jabotabek lainnya,” katanya.
Menurut Wiraryo, peranan pasar induk Cipinang terhadap perberasan di DKI sangat penting sekali. Dia mengungkapkan, indikasi stok pada bulan Maret meningkat 4-5 persen dibandingkan di bulan Januari atau Februari.
“Terus kemudian, ada sedikit anomali pada saat stok meningkat ini cenderung turun menjadi 1-2 pesen, di bandingkan di tahun sebelumnya, periode januari-februari. Stok perhari ini 33.408, ini stok yang ada di pasar induk Cipinang, angka yang bisa kita katakan ideal dan angka ini cenderung stabil,” tegasnya.
Baca juga : Pedagang Minta Pemerintah Stabilkan Rantai Distribusi Pangan Hingga Pasar Tradisional
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2021