Jakarta – Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jamhari menekankan pentingnya peranan sektor pertanian terhadap perbaikan dan penguatan ekonomi nasional. Menurutnya, pertanian kini menjadi salah satu penopang ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja hingga pemasukan bagi negara.
“Sektor pertanian itu tidak bisa dipisahkan dari penopang ekonomi nasional. Sebab pertanian adalah sumber utama pendapatan rumah tangga. Bahkan penyumbang PDB, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa negara,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/2/2022).
Hal tersebut disampaikan dalam sesi diskusi ‘Menakar Kekuatan Sektor Pertanian Sebagai Penopang Ekonomi Nasional’, yang diselenggarakan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM PEB UI), Selasa (23/2).
Lebih lanjut, Jamhari menuturkan peranan sektor pertanian juga berperan dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri dunia, serta bahan pakan dan bahan baku bioenergi.
“Pertanian itu tidak bisa dilepaskan baik dalam kondisi normal maupun tidak normal. Kita lihat saja sekarang tidak akan ada mie instan, restoran, atau industri manufaktur lainnya yang tanpa ada tanaman padi dan pertanian lainnya. Jadi saya kira sangat penting sekali sektor pertanian ini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Jamhari mengajak masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan tanam di Indonesia. Ia pun mengimbau masyarakat membentuk karakter konsumsi pangan lokal secara masif di setiap daerah.
“Artinya saya mau bilang kalau kita harus membentuk karakter konsumsi pangan lokal supaya pangan kita beragam dan mengkapitalisasinya dengan pangan lain,” katanya.
Sementara itu, Direktur Neraca dan Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), Dody Herlando yang diwakili Koordinator Fungsi Konsolidasi Neraca Produksi Nasional, Nur Indah Kristiani mengapresiasi kontribusi sektor pertanian terhadap proses pemulihan ekonomi nasional selama pandemi COVID-19.
Menurut Indah, data dan statistik sektor pertanian sejauh ini menunjukkan pertumbuhan positif, yakni mencapai 2,59% dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertinggi sebanyak 10,47%.
Indah menjelaskan angka tersebut didorong karena adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu serta dukungan cuaca yang relatif baik.
“Selain itu BPS juga mencatat bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan 5 sektor lapangan kerja. Kemudian kalau kita lihat dari perdagangan produk pertanian ke luar negeri juga mengalami kenaikan sebesar 14% dengan 3 komoditas utamanya, yakni kopi, tanaman obat dan rempah,” ujarnya.
Indah menyampaikan berbagai perbaikan pada sektor pertanian juga berdampak pada kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTP). Indah mengatakan NTP meningkat 0,74% dibandingkan 2019. Sementara itu, NTP di Desember 2020 (M to M) naik 0,37%. Sedangkan untuk NTUP, angkanya mencapai 0,70% untuk periode Desember 2020.
Terkait hal ini, Indah berharap ke depan sektor pertanian dapat semakin berpotensi meningkatkan perekonomian nasional dan memperluas lapangan pekerjaan.
“Ke depan sektor pertanian memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekonomi nasional. Sebab sampai saat ini rata rata pendapatan petani mencapai 1,9 juta dan menumbuhkan lapangan usaha pertanian sebesar 13%,” pungkasnya.
(akd/hns)