Kementerian Pertanian (Kementan) memantau stabilitas stok dan harga 12 sembako di pasar tradisional.
Bersama kementerian lain, Kementerian Pertanian berupaya menjaga keamanan stok dan stabilitas harga pangan. Salah satunya melalui pembentukan satgas pangan nasional yang bertanggung jawab untuk memantau dan melaporkan keadaan stok dan harga pangan.
Ini untuk melaporkan pergerakan harga pangan selama Ramadhan atau menjelang Idul Fitri. Kementrian Pertanian dikenal untuk men-generalisasi dan memvalidasi data perkiraan setiap minggu.
Jika ada tanda-tanda kenaikan harga yang signifikan atau stok terbatas, Satgas Pangan akan turun ke pasar untuk memantau dan mendapatkan informasi lebih lanjut sebagai dasar untuk menyusun strategi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan fokus utama instansinya saat ini adalah menyediakan 12 bahan pangan pokok bagi masyarakat. Dalam kerangka itu, pemantauan stok produksi dan harga pangan terkonsentrasi di 34 provinsi di Indonesia, kata Syahrul.
“Semua petugas saya, Eselon I dan II, tidak ada di Jakarta minggu pertama dan kedua Ramadan. Semua harus turun memeriksa ketersediaan stok di distributor, importir dan lainnya. Kalau kami turun, tentu memberi warning,” ujar Syahrul dikutip dari siaran pers, Senin (11/4/2022).
Kementerian Pertanian, telah melakukan pemetaan stok dan harga pangan. Ada area hijau yang surplus dan area kuning bisa disiapkan sendiri.
“Tetapi juga ada yang merah. Area merah ini yang akan kita tangani. Kita tarik lebih dekat ke area tengah,” ujar Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, instansinya menindaklanjuti instruksi Mentan Syahrul itu untuk terjun langsung ke Pasar Anyar, Kota Bogor didampingi oleh Tim Satgas Pangan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor, Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor dan Kepala Unit Pasar Anyar.
“Ada beberapa komoditas di Kota Bogor yang memenuhi kriteria kuning dan merah. Hari ini kita pantau di Pasar Anyar. Harga dan stok aman tidak ada peningkatan harga yang signifikan,” kata Dedi.
Meskipun demikian, Dedi tak menampik jika ada beberapa komoditas yang harganya naik sekitar 10 persen seperti daging sapi, daging ayam dan telur ayam. Selebihnya, seperti beras, minyak, kedelai dan gula pasir terpantau stabil.
“Jika hasil analisis prognostik menunjukkan bahwa daerah-daerah tertentu masuk dalam kriteria kuning atau merah, maka kegiatan ini akan dilakukan secara rutin,” ujarnya.
Dedi mengatakan kolaborasi pemangku kepentingan di Satgas Pangan Nasional diharapkan dapat mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.