Akhir tahun 2021, di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Menteri Pertanian (H. Syahrul Yasin Limpo, SH., MSi., MH.), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Listyo Sigit Prabowo, MSi.) dan Sura Selatan Gubernur Provinsi Wexi (Andi Sudirman Sulaiman, S) bersama-sama melepas produk pertanian di 34 pintu ekspor (provinsi) Indonesia dalam festival penutupan ekspor tahun 2021. Jumlah total produk pertanian yang diekspor kali ini mencapai 1,3 juta ton dalam sekejap, senilai 14,4 triliun ke 124 negara.
Kegiatan ini juga dilakukan secara virtual, termasuk di kantor karantina pertanian sekunder Palu, dan dihadiri oleh Pj Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Ir. H. Moh. Faizal Mang, MM.) dan Kapolri Provinsi Sulawesi Tengah (Irjen Pol. Rudy Sufahriadi) serta jajaran pejabat Provinsi Sulawesi Tengah.
Gubernur Sulawesi Tengah sangat aktif menyambut festival ekspor yang berakhir pada 2021 karena ini menjadi kabar gembira dan angin segar bagi perekonomian nasional maupun daerah sebagai langkah strategis dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, di saat sektor lain mengalami penurunan sedang sektor pertanian tumbuh di tengah tantangan Pandemi Covid-19.
Lebih lanjut Sekda mengatakan bahwa untuk mendukung lebih tumbuhnya komoditas pertanian di Sulteng, pemerintah daerah sendiri telah melakukan optimalisasi pada semua sector, baik dari hulu hingga hilir, bahkan sangat membuka diri bagi investor yang ingin berinvestasi dalam rangka peningkatan produksi komoditas pertanian.
Pada kesempatan tersebut, Gebyar Ekspor Sulawesi Tengah melepas komoditas pertanian berupa kelapa bulat dan tepung kelapa, dengan total volume 1.071 ton dengan nilai Rp. 5,7 Milyar, dengan tujuan negara Amerika Serikat dan Tiongkok. Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu (Amril, S.Sos., MM.) mengatakan bahwa dalam mencapai peningkatan ekspor komoditas pertanian perlu menjalin sinergitas seluruh sektor bahkan lintas sektor untuk bersama dorong komoditas pertanian Sulteng tumbuh.
Salah satunya melalui kerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia dalam pengawalan pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan mendunia. “Harapannya dengan adanya nota kesepahaman antara Kementerian Pertanian (Kementan) dapat lebih berdampak positif karena akan mendukung seluruh program dalam mewujudkan ketahanan pangan”, demikian diungkapkan oleh Kepala Balai Karantina.
Plh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah Syamsyiah Gafur, SP., M.Si yang didampingi peneliti Dr. Ruslan Boy, SP. M.Si. turut hadir bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah, pimpinan instansi kementerian dan daerah, eksportir, pelaku usaha perusahaan pelayaran, pelindo, umkm, dan asosiasi.
Melalui kegiatan ini Kepala Karantina juga menginformasikan bahwa pada tahun ini ekspor komoditas pertanian dari Sulteng meningkat 3% dibanding tahun 2020, yakni 459 Milyar (2021) dan 444 miliyar (2020). Adapun negara tujuan ekspor meliputi 13 negara (Tiongkok, Vietnam, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Perancis, Brazil, Australia, Srilanka, Pakistan, Kanada, Malaysia dan Slovenia).
Adapun komoditas perkebunan masih menjadi komoditas yang rutin di ekspor, diikuti oleh komoditas pangan dan hortikultura pada tahun ini, seperti kakao biji, olahan kelapa (tepung kelapa, VCO, CO, air kelapa, dan serabut kelapa), kelapa biji, jagung biji, bawang merah dan durian.
Pada tahun 2021 banyak komoditas baru yang diekspor dan tujuan negara yang juga baru, contohnya Jepang untuk rempah-rempah (pala biji, lada biji, vanili, bawang merah, ketumbar, kunyit, sereh), kopi, dan durian montong.
Peningkatan ekspor di Sulteng harus terus didorong mengingat masih banyak potensi Sulteng untuk diekspor dan hilirnya sudah jelas dan diminati, seperti kelor merah khatulistiwa, sarang burung walet dan durian montong. Melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian akan terus mendorong komoditas potensial/emerging ekspor termasuk di Sulteng.