Produsen keripik tempe di Tulungagung memilih tidak menaikkan harga jual, meski harga kedelai meroket. Mengapa demikian?
Salah seorang pengusaha keripik tempe, Supriyanto, warga Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung mengatakan, kenaikan harga kedelai impor yang hampir mencapai Rp 10 ribu/kilogram, dinilai cukup berdampak pada keuntungan usahanya.
Meski demikian, Supri tetap memilih bertahan dan terus memproduksi keripik tempe. Bahkan pihaknya tidak menaikkan harga jual keripik tempe di tingkat tengkulak maupun eceran.
“Untuk harga jual tidak naik, tetap Rp 35 ribu/kilogram untuk eceran. Sedangkan kalau grosir harganya beda,” kata Supriyanto, Rabu (6/1/2021).