Komandanpangan.com – Pemerintah pusat akhirnya memberi lampu hijau atas permintaan bantuan beras 10 ribu ton yang diajukan Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem. Bantuan ini ditujukan untuk masyarakat yang sedang terdampak bencana Aceh berupa banjir dan longsor yang belakangan membuat kondisi di beberapa wilayah cukup memprihatinkan.
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Mentan/Kabapanas) Andi Amran Sulaiman menyampaikan langsung persetujuan tersebut pada Selasa di Jakarta. Dalam pernyataannya, Amran mengatakan, “Alhamdulillah, atas nama Pemerintah Pusat kami menyetujui permohonan 10 ribu ton beras dari Pak Gubernur Mualem untuk Aceh.”
Amran menjelaskan bahwa dukungan pangan dari pusat ini merupakan bagian dari respons cepat pemerintah untuk menangani situasi darurat di wilayah Sumatera. Ia menegaskan bahwa tidak ada masalah dengan stok beras saat ini. “Ini merupakan alokasi khusus untuk mendukung pemulihan pascabencana, di mana stok beras nasional kita saat ini sangat cukup, bahkan kami siapkan tiga kali lipat lebih tinggi dari permintaan Mualem,” ujar Amran.
Ia juga menyampaikan bahwa stok beras di gudang Bulog sedang berada pada titik yang sangat aman. Per 8 Desember 2025, jumlah beras yang dikuasai Perum Bulog mencapai 3,68 juta ton, angka terbesar dalam 10 tahun terakhir. Biasanya, stok akhir tahun hanya berkisar di angka 1,2–1,5 juta ton.
Dengan kondisi ini, ia memastikan permohonan untuk Aceh sama sekali tidak membebani cadangan nasional. “Dengan stok 3,68 juta ton, kita punya cadangan tiga kali lipat dari kebutuhan bulanan nasional. Jadi permohonan 10 ribu ton ini sangat kecil dibandingkan stok kita. Aceh akan kami pastikan tercukupi, dan seluruh Indonesia tetap aman hingga panen raya Maret-April 2026,” tegasnya.
Permintaan bantuan beras tersebut diajukan di tengah upaya Pemerintah Aceh menanggulangi dampak bencana yang sudah merenggut korban jiwa dan merusak banyak lahan pertanian warga.
Dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Posko TNI AU Sultan Iskandar Muda pada 7 Desember 2025, Gubernur Mualem telah menyampaikan kebutuhan mendesak untuk menstabilkan harga sembako, termasuk beras, air bersih, hingga elpiji. Kunjungan Presiden ke Aceh selama dua hari berturut-turut juga mempercepat proses koordinasi antara pusat dan daerah.
Selain itu, Amran menegaskan bahwa Indonesia saat ini sudah berada dalam kondisi swasembada beras. Data BPS menunjukkan produksi beras nasional sepanjang 2025 diperkirakan mencapai 34,79 juta ton, jumlah yang cukup untuk memastikan stok tetap aman hingga masa panen raya mendatang. Pemerintah memproyeksikan cadangan beras pemerintah pada akhir Desember 2025 tetap berada di atas 3,5 juta ton.
Amran juga menyampaikan rasa syukurnya atas kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan sendiri. “Dulu kita harus impor jutaan ton, sekarang justru bisa membantu saudara-saudara kita di Aceh yang terkena musibah tanpa khawatir kekurangan. Ini berkah besar bagi bangsa, terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas dukungannya bagi petani Indonesia,” katanya.
Ia memastikan bahwa distribusi beras 10 ribu ton akan dilakukan secepatnya. Perum Bulog Divre Aceh akan menyalurkannya dalam minggu ini melalui mekanisme bantuan pangan dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). Langkah ini diambil agar bantuan tepat sasaran dan harga beras di Aceh tetap stabil dan terjangkau.














