Komandanpangan.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melaporkan capaian gemilang sektor pertanian kepada Presiden RI Prabowo Subianto. Dalam pertemuan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11), Amran menyampaikan bahwa produksi beras nasional tahun 2025 mencapai titik tertinggi dalam lima tahun terakhir, meningkat sebesar 4,1 juta ton dibanding tahun 2024.
“Kami laporkan kepada Bapak Presiden, sesuai data BPS, produksi beras nasional meningkat signifikan sebesar 4,1 juta ton. Ini capaian tertinggi sejak 2019,” ujar Amran di Jakarta, Rabu (5/11).
Menurut Mentan, lonjakan produksi ini menjadi bukti nyata keberhasilan berbagai program dan kebijakan yang dijalankan Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah arahan Presiden Prabowo.
Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras tahun 2025 mencapai 34,77 juta ton, meningkat 13,54 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara potensi produksi padi nasional mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG), didorong oleh kenaikan luas panen hampir 13 persen.
Amran menegaskan, Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani. Karena itu, Kementan memastikan peningkatan produksi tidak hanya berdampak pada stok, tetapi juga pada stabilitas harga dan kesejahteraan petani.
“Stok beras nasional kita diproyeksikan menembus lebih dari 3 juta ton hingga akhir tahun. Ini juga tertinggi dalam lima tahun terakhir. Kami laporkan kepada Presiden bahwa kondisi stok dan produksi saat ini sangat kuat untuk menjaga stabilitas pangan,” ujarnya menjelaskan.
Selain memastikan ketersediaan beras, Amran juga memaparkan langkah-langkah strategis yang sedang ditempuh untuk menjaga kesinambungan produksi. Kementan kini berfokus pada penguatan sistem irigasi, intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, serta pengembangan hilirisasi pertanian sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
“Kami terus memperkuat irigasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan pertanian. Selain itu, hilirisasi pertanian kini menjadi fokus utama. Potensinya besar untuk menciptakan hingga 1,6 juta lapangan kerja baru dan memperkuat ekspor nonmigas yang sudah tumbuh 9,57 persen hingga September 2025,” jelas Amran.
Dari sisi stabilisasi harga, pemerintah juga memastikan kebijakan pengendalian harga beras berjalan optimal. Kementan bersama Bulog terus melanjutkan operasi pasar agar harga beras tetap berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Dua bulan terakhir harga beras mulai turun, namun kami tidak akan berhenti. Operasi pasar terus kami jalankan hingga seluruh harga di lapangan benar-benar stabil,” tegas Mentan.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menambahkan bahwa peningkatan produksi beras tahun 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju swasembada pangan nasional.
“Potensi produksi beras 2025 meningkat terutama pada subround pertama (Januari–April), yang tumbuh 26,54 persen dibanding tahun sebelumnya,” ungkap Pudji.
Capaian ini memperkuat keyakinan pemerintah bahwa Indonesia semakin dekat dengan kedaulatan pangan. Melalui kebijakan yang konsisten dan kolaborasi lintas sektor, Kementan optimistis sektor pertanian akan terus menjadi penopang utama ketahanan ekonomi nasional.













