Komandanpangan.com – Perum Bulog terus memperkuat langkah dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan nasional. Hingga pertengahan September 2025, perusahaan mencatat bahwa penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) telah mendekati angka 400 ribu ton di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkapkan bahwa distribusi tersebut dilakukan melalui berbagai jalur penyaluran yang telah terintegrasi.
“Penyalurannya sampai dengan hari ini lebih kurang sudah masuk hampir 400 ribu ton,” ujar Rizal di Jakarta, Minggu.
Rizal menjelaskan bahwa beras SPHP telah disalurkan melalui sejumlah mitra strategis, mulai dari pengecer pasar tradisional, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes), jaringan ritel modern, hingga Rumah Pangan Kita (RPK) Bulog.
Tidak hanya itu, program Gerakan Pangan Murah (GPM) juga menjadi salah satu kanal utama yang secara serentak digelar di berbagai daerah.
Dengan strategi distribusi tersebut, penyaluran beras SPHP terbukti mampu menurunkan tekanan inflasi pangan di daerah. Berdasarkan catatan Bulog, jumlah kabupaten/kota yang terdampak inflasi berhasil ditekan dari 214 menjadi hanya 100 kabupaten/kota.
Bulog menegaskan komitmennya untuk mencapai target penyaluran sebesar 1,3 juta ton beras SPHP hingga akhir tahun. Setiap harinya, perusahaan menargetkan distribusi sekitar 6 ribu ton ke masyarakat.
“Target yang 1,3 juta ton tersebut, Insya-Allah bisa terpenuhi oleh Bulog,” kata Rizal dengan optimistis.
Khusus untuk wilayah DKI Jakarta, realisasi penyaluran SPHP tercatat sebesar 26.071 ton atau 16,9 persen dari total distribusi nasional.
Rinciannya, penyaluran melalui mitra pengecer mencapai 55,32 persen, Gerakan Pangan Murah sebesar 5,51 persen, dan kegiatan lainnya 22,27 persen.
“Jadi menurut kami ini sudah cukup baik, dalam arti sudah luar biasa, khususnya yang melalui mitra pengecer,” tambah Rizal.
Beras SPHP yang disalurkan Bulog berasal dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). Penetapan harga ini dibagi berdasarkan wilayah. Untuk zona 1, yang mencakup Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi, harga ditetapkan Rp12.500 per kilogram.
Zona 2, yakni Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, serta Kalimantan, ditetapkan Rp13.100 per kilogram. Sementara zona 3, yang meliputi Maluku dan Papua, dipatok Rp13.500 per kilogram.
Saat ini, total stok CBP yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,95 juta ton atau sekitar 75 persen merupakan hasil pengadaan dalam negeri. Sisanya, berasal dari pengadaan luar negeri yang dilakukan Bulog atas dasar penugasan pemerintah pada tahun 2024.
Keberhasilan Bulog dalam menjaga kelancaran penyaluran beras SPHP tidak hanya berdampak pada ketersediaan pangan, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam menekan inflasi di berbagai daerah. Dengan stok cadangan yang memadai serta jaringan distribusi yang luas, Bulog optimistis target 1,3 juta ton penyaluran hingga akhir 2025 dapat tercapai sesuai rencana.














