Komandanpangan.com – Presiden RI Prabowo Subianto baru-baru ini membahas program besar pemerintah, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dirancang untuk menjangkau 82 juta rakyat Indonesia hanya dalam satu tahun. Dalam wawancaranya di TVRI bersama tujuh jurnalis nasional, beliau membeberkan strategi di balik program ini.
“Begitu makan bergizi, angka kemiskinan menurun karena uang beredar di desa. Ini bukan ide baru. Brazil sudah laksanakan 11 tahun, India juga,” tegas Prabowo. Inspirasi dari negara-negara seperti Brasil, India, hingga Amerika Serikat menjadi landasan penting untuk menerapkan kebijakan ini.
Tidak Sekadar Makanan, Tapi Juga Pemerataan Ekonomi
Prabowo menekankan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan asupan nutrisi masyarakat. Lebih dari itu, MBG adalah langkah strategis untuk mendorong pemerataan ekonomi. Dengan dana yang langsung mengalir ke dapur-dapur di desa, petani, dan peternak, roda ekonomi lokal pun diharapkan berputar lebih cepat.
“Program ini seperti memukul dua burung dengan satu batu. Kita atasi malnutrisi sambil memperkuat ekonomi pedesaan,” tambahnya.
Namun, tantangan di lapangan tetap ada. Presiden menyebut kendala seperti minyak goreng bekas dan telur yang dicampur tepung sebagai masalah yang harus segera diatasi. “Saya tidak bisa dibohongi. Dari warna minyak goreng dan jenis telur, saya bisa tahu kalau ada yang curang,” ujar beliau dengan tegas.
Keseriusan Prabowo dalam memastikan program ini sukses terlihat dari instruksi pengawasan berlapis yang ia sampaikan. Mulai dari kepala sekolah, kepala daerah, hingga aparat kepolisian, semuanya dilibatkan untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan.
“Pengawasan sangat penting. Kita latih manajer, kepala sekolah harus segera lapor kalau makanannya tidak layak,” ungkapnya. Menurut Prabowo, kedisiplinan dan tanggung jawab adalah fondasi utama agar program ini berjalan mulus.
Program ini tidak hanya berlaku di kota besar, tetapi juga di pelosok Indonesia, termasuk pulau-pulau terluar dan daerah pegunungan. “Saya bangga, kita bahkan kirim makanan bergizi ke ibu hamil sampai ke pulau terluar dan pegunungan. Mungkin ini satu-satunya di dunia,” kata Prabowo dengan penuh semangat.
Beliau mengakui bahwa biaya untuk daerah terpencil memang lebih besar, tetapi itu adalah konsekuensi dari menjadi negara besar seperti Indonesia. Contohnya, distribusi makanan untuk ibu hamil di daerah terpencil dilakukan lewat penyuluh KB dari BKKBN, yang menjadi ujung tombak keberhasilan program ini.
Meski tak lepas dari kendala, Presiden tetap optimistis. Dukungan tim pelaksana yang sigap, seperti Badan Gizi Nasional yang dipimpin Dadan Hindayana, menjadi modal besar untuk mengatasi tantangan di lapangan. “Tim kita tidak pernah lelah menghadapi berbagai tantangan, dan itu membuat saya percaya kita bisa mencapai target ini,” ujar Prabowo.