Komandanpangan.com – Presiden Joko Widodo mengalokasikan dana dalam jumlah besar untuk meningkatkan ketahanan pangan pada tahun 2023 sebagai langkah pencegahan terhadap potensi krisis. Bahkan, anggaran yang dialokasikan mencatatkan rekor sebagai yang tertinggi dalam lima tahun terakhir kepemimpinannya di Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa realisasi belanja untuk ketahanan pangan pada tahun 2023 mencapai Rp 112,7 triliun, mengalami peningkatan sebesar 26,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 88,8 triliun.
Sejak tahun 2019, belanja untuk ketahanan pangan tidak pernah mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Pada tahun 2019, anggarannya hanya sekitar Rp 80,7 triliun, lalu mengalami penurunan menjadi Rp 74,5 triliun pada tahun 2020, namun meningkat menjadi Rp 86 triliun pada tahun 2021.
“Kalau kita lihat dalam lima tahun terakhir 2023 ini naik sangat signifikan 26,9%,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN 2023 di kantornya, seperti dikutip Rabu (3/1/2023).
Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk pembelian ketahanan pangan dengan tujuan meningkatkan ketersediaan dan produktivitas pangan dalam sektor pertanian dan perikanan.
Selain itu, alokasi dana ini bertujuan untuk memperbaiki akses dan kualitas pangan. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat, tetapi juga untuk melindungi petani dan nelayan dari dampak yang mungkin terjadi akibat El-Nino atau cuaca ekstrem panjang.
Baca Juga : Dorong Pembentukan Kelompok Tani Untuk Perkuat Ketahanan Pangan
“Kita tambahkan karena antisipasi El Nino dan berbagai macam program-program yang dilakukan K/L untuk perbaiki ketahanan pangan kita,” kata Sri Mulyani.
Total pengeluaran untuk ketahanan pangan mencakup anggaran untuk berbagai program seperti budidaya tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, seperti padi, jagung, bawang merah, dan tebu, yang melibatkan area seluas 706,5 ribu hektar dengan nilai mencapai Rp 1,8 triliun. Selanjutnya, terdapat alokasi anggaran untuk bantuan peralatan atau mesin pertanian, termasuk 20.306 traktor dan 2.775 cultivator senilai Rp 683 miliar.
Dana juga dialokasikan untuk pembangunan 30 bendungan baru dan lanjutan senilai Rp 12,5 triliun, serta bantuan benih ikan, udang, dan kepiting sebanyak 118,6 juta ekor dengan nilai Rp 36 miliar. Bantuan ternak sebanyak 25,7 ribu ekor senilai Rp 242,9 miliar juga termasuk dalam program ini, bersama dengan bantuan pangan untuk pengendalian kerawanan dan kewaspadaan pangan dan gizi bagi 344,2 ribu orang dengan total Rp 42 miliar.
Salah satu komponen terbesar dalam belanja ketahanan pangan adalah subsidi pupuk sebanyak 6,1 juta ton senilai Rp 42,1 triliun. Program ini juga melibatkan distribusi bantuan pangan tahap I dengan kuantitas 635,8 juta kilogram beras, dan penyaluran beras stabilisasi pasokan harga padi kuartal I-III 2023 sebanyak 797,4 juta kilogram dengan nilai Rp 9,8 triliun.
Dana juga dialokasikan sebagai transfer ke daerah, termasuk untuk penanganan jalan pertanian sepanjang 502 kilometer senilai Rp 4,1 triliun, rehabilitasi jaringan irigasi seluas 95.094 hektar senilai Rp 1,5 triliun, sarana dan prasarana pertanian sebanyak 2.780 unit senilai Rp 653,3 miliar, serta dana ketahanan pangan dan pertanian bagi 1.132 kelompok masyarakat senilai Rp 292,7 miliar.
“Jadi ini kenaikan yang cukup tinggi 2023 untuk supaya masyarakat bertahan baik karena guncangan alam maupun untuk perbaiki program-program di sektor pertanian,” tegas Sri Mulyani.
Baca Juga : Mentan-Panglima TNI : Kembalikan Swasembada Pangan dan Optimasi Lahan Tidur
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari komandanpangan.com Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.