Kementerian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat terus melakukan upaya peningkatan produksi beras. Upaya budidaya padi dilakukan melalui program Pengembangan Benih Unggul Padi Inpari 32 dan 42 serta teknologi Balitbangtan seluas 11 hektar di Pangandaran.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran Sutriaman mengatakan, program tersebut dilaksanakan di Kelompok Tani Tirta Rahayu di Desa Sukanagara, Kecamatan Padaherang.
“Kabupaten Pangandaran berhasil panen pada musim tanam 3 (MT3) yang belum pernah dilakukan petani sebelumnya,” kata Sutriaman, Selasa (22/2/2022).
Sutriaman menambahkan bahwa program ini telah sukses besar karena telah mengambil langkah maju dalam memperkuat ketahanan pangan.
Sutriaman menjelaskan, dalam pelaksanaan program tersebut, ia mengaku sempat menemui beberapa kendala, namun bisa diatasi.
“Kendala yang dihadapi adalah masalah ketersediaan air, serangan hama dan penyakit,” tambahnya.
Namun dengan mengikuti petunjuk dan pedoman dari BPTP dan PPL, permasalahan tersebut dapat diatasi. “Pada panen perdana di MT3, ada 3 aspek pendampingan yang dilakukan dari aspek teknis, pengenalan teknologi budidaya padi ramah lingkungan,” ujarnya.
Pemerintah juga memberikan bantuan untuk aspek kelembagaan dan administrasi kelompok, serta aspek pemasarannya.
“Usaha ini merupakan program multifungsi karena BPTP Jabar bisa mengaplikasikan teknologi dan mendapatkan feedback, untuk meningkatkan produktivitas,” jelas Sutriaman.
Sutriaman menandaskan bahwa Kementerian Pertanian sangat mendukung penerapan teknologi budidaya padi yang ramah lingkungan.
“Kami mengimbau petani untuk tidak membakar jerami di ladang dan kami mengimbau mereka untuk tidak bergantung pada pupuk anorganik,” lanjutnya.
Sutriaman berharap petani bisa mandiri dalam penggunaan pupuk dari sumber daya yang ada Dengan menerapkan teknologi budidaya padi ramah lingkungan, hasil genteng yang diperoleh di MT3 rata-rata 4,8 ton per hektar GKP.