Pangan Bisa!
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
Pangan Bisa!
No Result
View All Result
Home Info Petani

Ini Cara Kampung Sayuran di Bantul Terapkan Budidaya Ramah Lingkungan

Admin Komandanpangan by Admin Komandanpangan
6 Mei 2021
in Info Petani, Mitra Tani
0 0
0
Ini Cara Kampung Sayuran di Bantul Terapkan Budidaya Ramah Lingkungan
0
SHARES
13
VIEWS

Jakarta – Lahan bawang merah seluas kurang lebih 140 hektare dengan potensi hingga 600 hektare di Imogiri, Bantul, Yogyakarta sudah menerapkan budidaya ramah lingkungan. Hal ini ditandai dengan penerapan dan pemanfaatan embung dan penggunaan teknologi hemat air berupa irigasi sprinkle.

Saat ini, Kementan tengah menggenjot produksi komoditas hortikultura yang sehat dan berdaya saing lewat implementasi program Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura (Gedor Horti). Ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.

Kementan juga melakukan pendekatan adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim, pengukuran konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) berupa pengukuran nitrogen oksida (N20) dan Karbondioksida (CO2) yang dilakukan pada tanaman bawang merah di Kampung Sayuran Hortikultura.

Dalam hal ini, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menegaskan masalah efek GRK memang perlu ditanggulangi bersama-sama oleh semua pihak. Salah satunya dimulai dari pengukuran Gas Rumah Kaca pada tanaman bawang.

“Iya, betul. Saya sudah mengarahkan kepada Direktur Perlindungan untuk segera melakukan pengukuran GRK pada tanaman bawang merah organik dan bawang merah konvensional. Itu sudah berlangsung dan dalam waktu dekat kita bisa menyimpulkan,” ujar pria yang akrab disapa Anton ini dalam keterangan tertulis, Kamis (6/5/2021).

Anton paham betul dampak negatif dari GRK ini. Ia juga tidak menampik apabila GRK tidak ditanggulangi secara bersama-sama maka bisa berakibat buruk pada ekosistem tanaman.

“Ini sudah menjadi permasalahan global jadi kita semua harus ikut berkontribusi untuk merawat bumi. Pemanasan global bisa menghambat pertumbuhan tanaman. Dampak lebih buruknya bisa memicu terjadinya kekeringan dan gagal panen, ” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi juga menyampaikan tahun ini tim dampak perubahan iklim dan bencana alam bekerja sama dengan Balintan, Pati dan BPTPH Yogyakarta berkonsentrasi dalam pengukuran GRK.

Outputnya berupa terukurnya nilai gas Nitrogen Oksida (N2O) dan Karbondioksida (CO2).

“Tim saat ini berada di lokasi. Tepatnya di kampung hortikultura kawasan bawang merah ramah lingkungan di Nawungan, Imogiri Bantul. Hal ini kita harapkan bisa menjadi langkah konkrit dalam rangka mengantisipasi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di sub sektor hortikultura,” katanya.

Di sisi lain Koordinator Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam, Direktorat Perlindungan Hortikultura, Muhammad Agung Sunusi menjelaskan pengukuran gas rumah kaca harus dilakukan secara bertahap.

“Iya, ini kita laksanakan selama lima periode. Sekarang ini adalah periode awal pengukuran. Pengukuran selanjutnya dilakukan pada umur 15 hari setelah tanam (HST), disusul 30 HST, 45 HST dan 60 HST. Dengan demikian pengamatan dan pengambilan sampel terpenuhi,” terangnya.

Melihat hal ini, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo, Juari mengapresiasi langkah Kementan. Juari menilai sampai saat ini memang petani tidak menyadari jika penggunaan pestisida dan pupuk kimia bisa meningkatkan kadar konsentrasi GRK.

“Alhamdulillah sekarang itu kita dapat ilmu dari Kementan tentang berbudidaya ramah lingkungan. Penggunaan PGPR, Trichoderma, penggunaan liat kuning dan pemanfaatan refugia bisa berdampak pada penurunan efek GRK di sektor hortikultura ini,” imbuhnya.

Petani bawang merah itu juga berpesan kepada seluruh petani di negeri ini untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Sebagai gantinya, petani dapat menggunakan pupuk kandang atau pupuk kompos. Begitu juga dengan pestisida yang bisa substitusi dengan likat kuning dan lampu pengusir hama atau light traps.

(ega/ara)

Tags: Berita Ekonomi Bisnis
Previous Post

Kementerian Pertanian Berupaya Tingkatkan Produksi Komoditas Sarang Burung Walet dan Porang

Next Post

BPS Sebut Pertanian Jadi Sektor Andalan di Triwulan I 2021

Admin Komandanpangan

Admin Komandanpangan

Next Post
BPS Sebut Pertanian Jadi Sektor Andalan di Triwulan I 2021

BPS Sebut Pertanian Jadi Sektor Andalan di Triwulan I 2021

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
  • Trending
  • Comments
  • Latest
#usutkasusvina

#usutkasusvina Meski Dilanda Kontroversi, Film Vina: Sebelum 7 Hari Sukses Bikin Penonton Nangis Sesengukkan

16 Mei 2024
BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

10 September 2021
masyarakat Badui dalam masalah pangan

Apa yang kita bisa pelajari dari masyarakat Badui terkait pangan ?

13 Oktober 2021
harga beras alami kenaikan

Fluktuasi Harga Pangan Nasional per 8 Agustus 2024: Beras, Bawang, hingga Ikan Mengalami Kenaikan

8 Agustus 2024
Program Makan Bergizi Gratis

MBG Capai 7 Juta Penerima, Badan Gizi Nasional Percepat Ekspansi Layanan Gizi

0
Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

0
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

0
Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

0
Program Makan Bergizi Gratis

MBG Capai 7 Juta Penerima, Badan Gizi Nasional Percepat Ekspansi Layanan Gizi

7 Juli 2025
Menkeu Sri Mulyani

Sri Mulyani Proyeksikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Capai Rp 240 Triliun Tahun 2026

2 Juli 2025
Kepala BGN Hindayana

BGN Tegaskan MBG Fokus pada Makanan Siap Santap, Bukan Bahan Mentah

26 Juni 2025
Prabowo Subianto tinjau program MBG

Ada Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang, Apa Kata BGN?

19 Juni 2025

Berita Pilihan

Prabowo Subianto tinjau program MBG

Ada Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang, Apa Kata BGN?

19 Juni 2025
beras SPHP

80 Ribu Kopdes Merah Putih Disiapkan untuk Distribusi Beras SPHP 2025

17 Juni 2025
beras SPHP

Pemerintah Gelontorkan 250 Ribu Ton Beras Murah untuk Stabilkan Harga

9 Juni 2025
Menkeu Sri Mulyani

Pemerintah Perkuat Bantuan Sosial bagi 18,3 Juta KPM Mulai Juni-Juli 2025

3 Juni 2025
© Copyright Komandanpangan Team All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz