Jakarta – Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin mengajak masyarakat Indonesia untuk menekuni dunia pertanian, khususnya budidaya dan bercocok tanam. Menurutnya dengan cara itu ketahanan pangan akan terjaga dengan baik.
“Marilah keluarga Indonesia berkegiatan tani atau cocok tanam. Ajak anggota keluarga menanam sayur, kacang-kacangan, atau buah-buahan, demi ketahanan pangan di rumah,” kata Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulis, Selasa (4/5/2021).
Dalam Seminar Ketahanan Pangan Nasional yang digelar secara virtual, Senin (3/4) kemarin, Ma’ruf Amin menuturkan hanya dengan cara itu ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga ke depan Indonesia mampu menghasilkan generasi sehat sebagai calon penerus bangsa.
“Dengan terjaminnya ketersediaan pangan, anak-anak akan mendapat asupan gizi yang sehat, nutrisi yang baik dan tubuh yang sehat pula sebagai calon penerus bangsa,” ujarnya.
Ma’ruf mengatakan, ketahanan pangan merupakan sebuah keharusan seperti yang tertulis pada pasal 27 UUD 1945, dan dinilai sebagai hak asasi manusia.
“Hak untuk memperoleh pangan adalah hak asasi manusia, seperti tertulis di pasal 27 UUD 1945 dan deklarasi Roma,” ucap Ma’ruf.
Ia menambahkan, ke depan tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan semakin tinggi, mengingat dari tahun ke tahun, pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia semakin banyak. Hal ini berbanding terbalik dengan luas lahan pertanian yang semakin menipis.
“Karena itu kewajiban pemerintah berhadapan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Saat ini, populasi Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa, dan di tahun 2045 diperkirakan menjadi 319 juta jiwa. Penduduk bertambah, lahan berkurang. Alih fungsi lahan jadi isu serius yang berimbas pada kesejahteraan petani dan semua ekologi,” katanya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menambahkan perlahan tapi pasti pertanian Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang makin baik. Ini terlihat dari jumlah produksi yang semakin surplus.
“Saya mau bilang kalau pertanian Indonesia saat ini semakin baik, bahkan jumlah dalam setiap panen selalu surplus. Insyaallah kita bisa menjaga ketersediaan pangan,” tuturnya.
Sejalan dengan hal ini, jumlah petani di Indonesia disebut Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengalami penambahan hingga 8 juta orang. Penambahan sebanyak ini dikatakan Syahrul karena kondisi pandemi COVID-19.
Pandemi yang sudah berjalan lebih dari setahun ini disebut telah membuat banyak orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Banyak dari mereka pulang kampung menjadi petani.
Karena itu pertanian merupakan salah satu sektor yang dapat berkontribusi positif saat pandemi. Kebutuhan pangan yang terus meningkat membuat sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat luas.
Baca juga : Direktur IFAD: Kementan dan IFAD Prioritaskan Kesejahteraan Petani
(ega/ang)