TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Kota Jakarta Selatan menguji keamanan pangan dengan menggandeng BBPOM di Jakarta pada sejumlah titik, termasuk pasar swalayan di wilayah itu untuk menjamin kesehatan masyarakat menjelang Lebaran. “Seperti biasa menghadapi Lebaran, kami punya program monitoring ketahanan pangan,” kata Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Senin, 3 Mei 2021.
Tim gabungan dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta dan jajaran Pemerintah Kota Jakarta Selatan yakni Suku Dinas UMKM, serta Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) mendatangi pasar swalayan Carrefour di Lebak Bulus.
Mereka mengambil 44 sampel komoditas yang terdiri dari beras, buah-buahan, sayuran, krupuk, cabai, tahu, makanan olahan, daging ayam siap santap hingga kurma.
Produk olahan diuji oleh BBPOM Jakarta sedangkan sisanya yang merupakan komoditas pertanian diuji oleh Suku Dinas KPKP. Kandungan berbahaya yang harus dihindari dan dicegah adalah pewarna makanan dari senyawa kimia rhodamin B, boraks, formalin dan kuning metanil.
Kandungan yang diperiksa dari komoditas pertanian di antaranya sisa-sisa pestisida hingga klorin. BBPOM Jakarta tidak menemukan adanya kandungan berbahaya.
Tak hanya di pasar swalayan di Lebak Bulus itu, tim gabungan juga mengambil sampel di sejumlah titik di antaranya di Primo Citos sebanyak 51 sampel dan Lotte Mart Fatmawati sebanyak 38 sampel sehingga total ada 133 sampel yang diuji.
Rencananya, pengujian sampel produk pangan itu akan dilakukan berkelanjutan terutama ketika hari besar keagamaan.
Tim gabungan melakukan pengawasan secara sporadis di sejumlah titik di Jakarta Selatan secara rutin tidak hanya saat momen tertentu. “Sekarang pelaku UMKM sangat memahami untuk menghindari penggunaan zat yang tidak baik.” Apalagi itu berdampak langsung ke masalah kesehatan.
Baca: Direktur IFAD: Kementan dan IFAD Prioritaskan Kesejahteraan Petani