Pangan Bisa!
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
Pangan Bisa!
No Result
View All Result
Home Mitra Tani

Sederet Masalah yang Bikin RI Ketagihan Impor Beras

Admin Komandanpangan by Admin Komandanpangan
30 Maret 2021
in Mitra Tani
0 0
0
Sederet Masalah yang Bikin RI Ketagihan Impor Beras
0
SHARES
8
VIEWS

Jakarta – Mantan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan awal mula RI ketagihan mengimpor beras. Padahal, sejak lama, sejak masa Orde Baru, pemerintah sudah merencanakan terciptanya swasembada beras dan berbagai komoditas pangan lainnya. Akan tetapi sampai saat ini rencana itu tak kunjung juga terlaksana.

Apa penyebabnya?

Faktor utamanya adalah soal masalah ketersediaan lahan dan air. Menurut Sutarto, sebenarnya lahan sawah di Indonesia itu terbatas.

“Lahan ini sebenarnya kita ini terbatas, kalau mengandalkan yang ada itu, tanpa perluasan apalagi kepemilikan lahan sempit, petaninya tidak mampu mengakses modal dan sebagainya. Air ini sangat penting nah di lain pihak tidak semua daerah wilayah itu diairi dari bendungan diairinya dari mana air hujan, makanya begitu El Nino pasti produksi terganggu itu sudah apapun yang terjadi kalau El Nino pasti terganggu, La Nina malah bagus,” ungkap Sutarto dalam Program Blak-blakan detikcom, Minggu (28/3/2021).

Permasalahan lainnya karena tersandung oleh sumber daya manusia yang juga terbatas.

“Petani kita di samping sudah tua-tua juga dia terbatas lahannya tadi sehingga apa teknologi susah masuk ke sana mereka nunggu bantuan karena lahannya sempit pertanian bukan menjadi andalan ekonomi dia jadi disambi jadi ada istilahnya boleh di cek nanti itu tukang batu tukang kayu pasti dia petani sebenarnya. Jadi dia hanya nanam lalu ditinggal bagaimana produktivitas mau meningkat,” katanya.

Masalah lainnya adalah soal kurangnya penerapan teknologi di sektor pertanian.

“Kemudian yang ketiga teknologi. Teknologi ini sudah tidak bisa diterapkan secara optimal padahal banyak tersedia, wong benih aja ada, varietas itu berapa banyak. Orang mengatakan kedelai tropika ada kan gitu kan, ada, saya dulu waktu di Aceh, di Aceh itu ada kedelai yang tidak kalah dengan produksi dengan kedelai GM, ada varietas kipas, varietas kipas itu tingginya saja 1 meter kira-kira. Batangnya itu segede jempol,” paparnya.

Namun, karena kurangnya penerapan teknologi pengembangan pangan jadi ditinggalkan membuat lahan pengolahan pangan juga lama-lama semakin menyusut.

Ada juga karena masalah logistik. Logistik terganjal karena banyaknya rantai pasok di lapangan, bahkan di tingkat sawahnya saja ada preman yang mengutip pungli.

“Mengenai logistik pangan kita per sistem perdagangan pangan kita ini belum adil belum adil gitu loh, jadi masih banyak rantai rantai pasok di situ, meskipun rantai pasok ini menjadi salah satu sumber pendapatan dari masyarakat kan. Kan tidak bisa disalahkan juga kan tidak ada pekerjaan yang lain ya jadilah tengkulak, jadilah pengepul, itu kan yang menambah mata rantai gitu. Belum preman-preman di sawah, preman di sawah itu waktu masa panen itu truk yang masuk ke situ mau keluar itu mesti harus bayar ada itu yang kayak gitu. Belum kemungkinan di jalan,” ucapnya.

Masalah lainnya Indonesia punya banyak lahan kosong nganggur yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

“Sebenarnya masalah lahan ini menjadi paling utama ya kan banyak lahan yang tidak produktif kosong nganggur terutama di luar Jawa. Di Jawa pun masih banyak rupanya. Saya kemarin ke Banten pun ternyata masih banyak yang kosong jadi artinya tidak diberdayakan dengan baik. Ini yang mestinya perlu kita perbaiki,” katanya.

Baca juga : Tegaskan Serap Gabah Petani, Buwas: Stok Beras Bulog Tembus 1 Juta Ton

Tags: Berita Ekonomi Bisnis
Previous Post

Bareskrim dan Bea Cukai Gagalkan Peredaran 42,3 Kg Sabu dan 85 Ribu Ekstasi

Next Post

Puasa-Lebaran, Harga Daging Sapi Diprediksi Mentok di Rp 140.000/Kg

Admin Komandanpangan

Admin Komandanpangan

Next Post
Puasa-Lebaran, Harga Daging Sapi Diprediksi Mentok di Rp 140.000/Kg

Puasa-Lebaran, Harga Daging Sapi Diprediksi Mentok di Rp 140.000/Kg

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
  • Trending
  • Comments
  • Latest
#usutkasusvina

#usutkasusvina Meski Dilanda Kontroversi, Film Vina: Sebelum 7 Hari Sukses Bikin Penonton Nangis Sesengukkan

16 Mei 2024
BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

10 September 2021
masyarakat Badui dalam masalah pangan

Apa yang kita bisa pelajari dari masyarakat Badui terkait pangan ?

13 Oktober 2021
Mentan Jamin Stok Daging Aman Jelang Ramadhan dan Idul Fitri

Mentan Jamin Stok Daging Aman Jelang Ramadhan dan Idul Fitri

7 April 2021
program makan bergizi gratis

Program MBG: Kolaborasi Inovatif Lapas Sukamiskin dan Pemerintah untuk Gizi Anak

0
Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

0
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

0
Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

0
program makan bergizi gratis

Program MBG: Kolaborasi Inovatif Lapas Sukamiskin dan Pemerintah untuk Gizi Anak

16 Mei 2025
program makan bergizi gratis

Lewat Program MBG, BGN Ungkap Peluang Buka 90 Ribu Lapangan Kerja

14 Mei 2025
Presiden Prabowo Subianto

Prabowo Sebut Program Makan Bergizi Gratis Capai Keberhasilan 99,99%

6 Mei 2025
Prabowo Subianto

Prabowo Tegaskan Stabilitas Harga Pangan Tetap Terkendal

6 Mei 2025

Berita Pilihan

Prabowo Subianto

Prabowo Tegaskan Stabilitas Harga Pangan Tetap Terkendal

6 Mei 2025
Kasus Keracunan MBG

Ada Kasus Keracunan Program MBG, Jadi Alarm untuk Keamanan Pangan Nasional

25 April 2025
Presiden Prabowo Subianto

Soal Dugaan Penggelapan Dana MBG, Prabowo Siap Ambil Tindakan Tegas

23 April 2025
Tarif produk tekstil RI ke AS

Kemendag Tegaskan Tarif Produk Tekstil Indonesia ke AS Ada di Kisaran 15–30 Persen

22 April 2025
© Copyright Komandanpangan Team All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz