Karanganyar – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus melakukan penguatan eksistensi sektor pertanian di masa pandemi covid 19 terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Terobosan nyata yang dilakukan yakni melakukan gerakan padat karya di kawasan integrated farming berbasis korporasi, salah satunya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
“Gerakan padat karya ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di masa pandemi covid sehingga diharapkan dapat meringankan beban masyarakat yang terkena dampak ekonomi di masa pandemi ini. Gerakan ini meliputi pengendalian wereng batang coklat, pemeliharaan saluran air serta penanaman jeruk dan kelapa bersama Kelompok Tani,” demikian dikatakan SYL pada acara gerakan padat karya pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), penanganan dampak perubahan iklim dan tanam jeruk dan kelapa dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di Desa Kaling, Kecamatan Tasik Madu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (5/3/2021).
SYL menekankan gerakan padat karya merupakan salah satu langkah nyata yang diimplementasikan Kementerian Pertanian (Kementan) yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan produksi atau menjamin ketersediaan kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi masyarakat di tengah pandemi dapat teratasi karena pemerintah melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan pertanian.
Baca : Bentuk Tim Pendamping Food Estate, Kementan: Kita Harus Fight
“Bapak Presiden Jokowi selalu memerintahkan kepada menterinya untuk selalu turun ke masyarakat melakukan percepatan pembangunan. Apalagi di saat seperti ini hanya sektor pertanian yang tumbuh terhadap perekonomian nasional. Saya berharap kita tidak hanya panen padi dan jagung saja tapi kita panen juga ternak, jeruk dan tanaman lainnya dalam satu kawasan,” ujarnya.
SYL mengatakan pertanian Kabupaten Karanganyar harus menjadi lokomotif dari pertanian yang lebih bagus sehingga kedepan harus dibangun korporasi yang lebih kuat. Artinya pertanian dibangun skala ekonominya melalui pengembangan hulu-hilir yang melibatnya industri pengolahan packaging yang bagus untuk daya tahan hingga pemasarannya juga direncanakan.
“Pertanian Karanganyar sudah jalan, sekarang bagaimana ini nanti kita korporasikan dengan kuat artinya skala ekonomi per 1000 hektare. Disini ada 5.000 hektare hamparan yang betul-betul kita intensifkan, kita tata, baik bibit, pupuk yang berimbang dan obat-obatan yang tepat,” jelasnya.
SYL juga mendorong penerapan mekanisasi yang tepat guna yang turut didukung keterampilan dalam penggunaannya untuk mendukung gerakan-gerakan pertanian lebih efesien dan efektif dari sebelumnya. Selain itu meminta perbankan untuk terus mendukung sektor pertanian dalam penyerapan dana kredit usaha rakyat (KUR).
“KUR sudah kita manfaatkan cukup maksimal pada tahun lalu namun untuk tahun ini akan kita gulirkan lebih besar dari tahun sebelumnya sehingga para petani atau pelaku usaha tani kita dorong sebesar-besarnya untuk memanfatkan fasilitas yang sudah disediakan,” terangnya.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan Kabupaten Karanganyar saat ini sudah ekspor berbagai komoditi pertanian ke luar negeri seperti jahe yang sudah diolah menjadi permen diekspor ke Amerika. Kementerian Pertanian memberikan banyak bantuan baik itu jeruk, kelapa, itik yang nanti akan kami tanam di lahan lahan yang ada.
“Tentu akan kami kembangkan lagi, Karangayar menjadi sentra kelapa dunia. Kehadiran Bapak Menteri Pertanian di Kabupaten Karanganyar memberikan semangat kepada para petani yang tak terlihat sedang menghadapi covid-19. Indonesia berkah karna penghasil padi yang luar biasa,” cetusnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan Kementan fokus mendorong pengembangan pola integrated farming berbasis korporasi yang dilakukan dengan program karya. Bantuan yang disediakan pemerintah meliputi fasilitas KUR, bantuan bibit dan sarana produksinya lainnya hingga aspek hilirisasinya serta pendampingan yang masif.
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan alokasi bantuan Kementan tahun anggaran 2021 untuk Kabupaten Karanganyar sebesar 9,11 miliar. Terdiri dari benih padi, benih jeruk, benih kelapa genjah, alat pra dan pasca panen, pestisida, budidaya ternak itik dan lele, pengembangan kawasan hortikultura serta bantuan untuk padat karya.
“Kita perlu upaya ekstra untuk membangun pertanian yang luar biasa. Karanganyar berhasil membuktikan petani disini hebat dan tetap semangat. Kami beri dukungan supaya petani makin semangat lagi,” tandas Suwandi.
Turut hadir pada kegiatan ini Anggota Komisi IV DPR RI , Luluk Nur Hamidah, Anggota DPD RI, Denty Eka Widi Pratiwi, Kepala Pertanian Jawa Tengah, Suryo Banendro, dan jajaran eselon I Kementan.