Jakarta – Keterlibatan perempuan dalam ketahanan pangan memiliki peran sangat penting dalam pemenuhan ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan pangan. Perempuan sebagai tiang dalam rumah tangga turut bertanggung jawab dalam tataran pangan keluarga.
Demikian disampaikan oleh Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pertanian yang juga istri Menteri Pertanian, Ayunsri Syahrul Yasin Limpo dalam Webinar dengan topik penguatan peran dharma wanita persatuan Kementerian Pertanian mewujudkan ketahanan pangan nasional pada Kamis (18/02/2021).
“Peran perempuan dalam keluarga sangat penting untuk mendorong hadirnya kekuatan dalam meningkatkan ketahanan pangan keluarga” ungkapnya.
Baca Juga : Berdikari ala komunitas rumah pangan lestari
Selaku narasumber, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi memaparkan hal senada bahwa menggerakkan ketahanan pangan itu dimulai dari keluarga. Menurutnya peran ibu dalam keluarga sangat penting untuk mendorong konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Dia mencontohkan agar anak anak sedini mungkin harus dibiasakan untuk mengonsumsi sayur untuk dapat tumbuh sehat.
“Penting sekali keterlibatan dharmawanita dalam memenui upaya mewujudkan manusia yang sehat aktif dan produktif” ucapnya.
Agung mengungkapkan peran ini menjadi bagian penting dalam status kesehatan dan gizi, berdasarkan penelitian tingkat pendidikan dan pengetahuan perempuan berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga.
“Ini harus kita upayakan karena pola konsumsi kita belum beragam. Kita itu masih kurang konsumsi buah dan sayur. Pola konsumsi kita masih didominasi karbohidrat. Padahal kita bisa memproduksi buah dan sayur bahkan dari pekarangan rumah” ungkapnya.
Baca juga : Kementan pastikan ketersedian pangan aman
Melalui kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L), Agung tidak hanya mendorong tumbuhnya kelompok tetapi individu perempuan menjadi bagian penting dalam pemanfaatan pekarangan. Arahnya adalah penyediaan konsumsi keluarga untuk ketahanan pangan rumah tangga.
“Kalau rumah tangganya tahan pangan, kabupatennya tahan pangan, provinsinya tahan pangan maka secara nasional akan tahan pangan. Melalui kegiatan ini peran ibu akan meningkat dan akan menguatkan ketahanan pangan rumah tangga yang akhirnya ketahanan pangan nasional” harapnya.
Selain partisipasi aktif seluruh stakeholder, diapun berharap kegiatan P2L ini dapat mempengaruhi masyarakat sehingga tumbuh pekarangan lestari swakarsa dengan pendanaan masyarakat itu sendiri.
“Kami dorong peran pemerintah pusat dan daerah, swasta, peneliti, akademisi dan organisasi masyarakat. P2L ini nantinya bukan hanya program pemerintah tapi masyarakat tersadarkan untuk bertanam di pekarangan” tambahnya.
Menurut Agung, Dharma Wanita adalah organisasi perempuan terbesar yang jika dapat digerakkan dengan konsep pekarangan pangan lestari akan berdampak luar biasa. Secara institusi, dharma wanita memiliki modal sosial sebagai penggerak pencapaian ketahanan pangan nasional. Dan secara individu berperan sebagai manajer rumah tangga yang menentukan keberlangsungan ketahanan pangan keluarga, ungkapnya.
“Saya ingin menghimbau ibu-ibu dharma wanita ayo kita buat seperti ini. Kalau ini terjadi saya yakin indonesia tidak kekurangan pangan” tutupnya.