Pangan Bisa!
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
Pangan Bisa!
No Result
View All Result
Home Info Petani

Ketahanan Pangan Indonesia Diklaim Semakin Baik, Ini Indikatornya

Admin Komandanpangan by Admin Komandanpangan
19 Februari 2021
in Info Petani, Mitra Tani
0 0
0
Ketahanan Pangan Indonesia Diklaim Semakin Baik, Ini Indikatornya
0
SHARES
5
VIEWS

Jakarta – Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menjelaskan berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI), secara keseluruhan status ketahanan pangan Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Tercatat tahun 2016 Indonesia masih berada di peringkat 71 dan tahun 2019 meningkat di peringkat 62.

“Kami memantau secara konsisten index (GFSI) tersebut. Angka ini naik karena dipengaruhi 3 aspek ketahanan pangan sebagai indikatornya,” jelas Kuntoro dalam keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).

Menurutnya, nilai indeks keseluruhan pada data tersebut ditentukan dari tiga aspek, yaitu keterjangkauan, ketersediaan, serta kualitas dan keamanan. Aspek keterjangkauan dan ketersediaan untuk Indonesia meningkat cukup drastis sehingga menjadi aspek yang dominan mempengaruhi kenaikan nilai indeks secara keseluruhan.

“Hal tersebut tentu tidak terlepas dari upaya-upaya dilakukan pemerintah selama ini. Kementerian Pertanian selama ini terus berupaya membenahi pertanian dari hulu hingga hilir termasuk dalam hal distribusi dan ketersediaan pangan,” jelas Kuntoro.

Baca juga : Kementan remajakan RPH untuk perkuat hilirisasi peternakan

Dari sisi ketersediaan pangan misalnya, Kuntoro mengungkapkan upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya dengan pembangunan program food estate untuk mempersiapkan pangan rakyat dalam skala ekonomi yang besar.

“Kemandirian pangan terus kita perjuangkan, agar kita mampu berdiri di atas pangan kita sendiri. Apalah artinya index bagus, pangan kita terlihat aman, namun punya ketergantungan pada impor,” kata Kuntoro.

Kuntoro mencontohkan Singapura yang menempati index terbaik di dunia, namun hampir seluruh pangannya dipenuhi dari impor karena negara tersebut tidak memiliki lahan pertanian yang mencukupi. Sementara Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang cukup besar.

Ia mengatakan selama ini banyak lembaga internasional yang melahirkan berbagai pengukuran untuk melihat seberapa jauh tingkat perkembangan dari suatu negara terhadap permasalahan tertentu, salah satunya di bidang pangan. The Economist Intelligence Unit (EIU) bekerja sama dengan Barilla Center for Food & Nutrition juga mengeluarkan indeks keberlanjutan pangan (Food Sustainability Index atau FSI).

Baca juga :  BPS catat ekspor pertanian di Januari naik 13,91 %

“FSI itu memiliki tiga indikator, pertama aspek pertanian berkelanjutan, kedua mengenai kehilangan atau susut pasca panen termasuk limbah, dan ketiga mengenai aspek gizi,” terang Kuntoro.

Menurut Kuntoro FSI diharapkan mampu meningkatkan awareness pemerintah, institusi, dan masyarakat terhadap isu food sustainability dan memantau perkembangannya. Selain itu, proyek ini juga dibuat sebagai bentuk dukungan global terhadap target SDG 2030. Ia melanjutkan, ranking yang dibuat oleh FSI bukan dimaksudkan untuk judgemental, terlebih sebagai tolak ukur kinerja setiap negara dalam menghadapi tantangan sistem pangan global.

Kuntoro menegaskan selain isu produksi, aspek-aspek penilaian pada data FSI erat kaitannya dengan food loss dan food waste atau pangan yang terbuang dan pangan yang menjadi sampah.

“Salah satu indikator FSI adalah masih tingginya jumlah makanan yang terbuang, akibat perilaku mengambil makanan berlebihan dan terbuang. Kita harus berempati pada negara yang kesulitan mendapatkan sumber makanan,” terang Kuntoro.

Situasi ketahanan pangan nasional yang mengalami peningkatan dan semakin kuat juga dapat terlihat dari data yang dikeluarkan Global Hunger Index (GHI) 2020. Kuntoro mengungkapkan Indonesia menempati level moderate dengan skor 19,1 setelah sebelumnya masih berada di level serius dengan skor 20,1 pada tahun 2019. Situasi yang sama juga dapat dilihat dari Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan atau Food Security and Vulnerability Atals (FSVA).

“Berdasarkan data FSVA, jumlah kabupaten/kota yang rentan rawan pangan mengalami penurunan dari 76 kab/kota pada tahun 2019 menjadi 70 Kabupaten/Kota rentan rawan pangan di tahun 2020,” tutup Kuntoro.

(prf/hns)

Tags: Berita Ekonomi Bisnis
Previous Post

Mentan Paparkan 5 Poin Penting Membangun Pertanian

Next Post

Kunjungi Ponpes Al-Ghazali di Bogor, Mentan Serukan Kerja Kolaboratif

Admin Komandanpangan

Admin Komandanpangan

Next Post
Kunjungi Ponpes Al-Ghazali di Bogor, Mentan Serukan Kerja Kolaboratif

Kunjungi Ponpes Al-Ghazali di Bogor, Mentan Serukan Kerja Kolaboratif

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
  • Trending
  • Comments
  • Latest
#usutkasusvina

#usutkasusvina Meski Dilanda Kontroversi, Film Vina: Sebelum 7 Hari Sukses Bikin Penonton Nangis Sesengukkan

16 Mei 2024
BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

10 September 2021
masyarakat Badui dalam masalah pangan

Apa yang kita bisa pelajari dari masyarakat Badui terkait pangan ?

13 Oktober 2021
harga beras alami kenaikan

Fluktuasi Harga Pangan Nasional per 8 Agustus 2024: Beras, Bawang, hingga Ikan Mengalami Kenaikan

8 Agustus 2024
Program Makan Bergizi Gratis

MBG Capai 7 Juta Penerima, Badan Gizi Nasional Percepat Ekspansi Layanan Gizi

0
Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

0
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

0
Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

0
Program Makan Bergizi Gratis

MBG Capai 7 Juta Penerima, Badan Gizi Nasional Percepat Ekspansi Layanan Gizi

7 Juli 2025
Menkeu Sri Mulyani

Sri Mulyani Proyeksikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Capai Rp 240 Triliun Tahun 2026

2 Juli 2025
Kepala BGN Hindayana

BGN Tegaskan MBG Fokus pada Makanan Siap Santap, Bukan Bahan Mentah

26 Juni 2025
Prabowo Subianto tinjau program MBG

Ada Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang, Apa Kata BGN?

19 Juni 2025

Berita Pilihan

Prabowo Subianto tinjau program MBG

Ada Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang, Apa Kata BGN?

19 Juni 2025
beras SPHP

80 Ribu Kopdes Merah Putih Disiapkan untuk Distribusi Beras SPHP 2025

17 Juni 2025
beras SPHP

Pemerintah Gelontorkan 250 Ribu Ton Beras Murah untuk Stabilkan Harga

9 Juni 2025
Menkeu Sri Mulyani

Pemerintah Perkuat Bantuan Sosial bagi 18,3 Juta KPM Mulai Juni-Juli 2025

3 Juni 2025
© Copyright Komandanpangan Team All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz