Pangan Bisa!
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri
No Result
View All Result
Pangan Bisa!
No Result
View All Result
Home Info Petani

Kementan Imbau Petani Tidak Jual Buah ‘Karbitan’, Ini Alasannya

admin by admin
28 Januari 2021
in Info Petani, Mitra Tani
0 0
0
Kementan Imbau Petani Tidak Jual Buah ‘Karbitan’, Ini Alasannya
0
SHARES
10
VIEWS

Jakarta – Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengimbau petani agar memetik buah saat memang sudah umur panen atau matang fisiologis. Ia pun meminta petani tidak menjual buah ‘karbitan’ atau buah muda yang dipaksa matang.

Pria yang akrab disapa Anton itu mengatakan jajarannya secara konsisten membimbing petani atau pedagang buah untuk menghindari praktek pematangan buah menggunakan bahan kimia berbahaya seperti amonia atau sulfur dioksida atau bahan kimia berbahaya lainnya.

Menurutnya penggunaan dua bahan kimia tersebut akan sangat berbahaya jika sampai tertelan oleh manusia. Saking berbahayanya, lanjutnya, bahan kimia itu dapat merusak sistem saraf dan mempengaruhi fungsi hati maupun ginjal. Selain itu, buah yang dipaksa matang juga akan berpengaruh terhadap kualitas dan juga rasa.

“Nilai gizinya juga akan berkurang karena dalam proses pematangan paksa. Proses terbentuknya gula alami menurun dan sintesis vitamin berkurang. Siapa yang rugi? Tentu semua pihak akan dirugikan,” terang Anton dalam keterangan tertulis, Rabu (27/1/2021).

Anton pun mengungkapkan secara umum buah-buahan lokal hasil bumi Indonesia sangat aman dikonsumsi karena biasanya dari kebun langsung didistribusikan ke pasar.

“Rantai pasoknya juga tidak terlalu panjang sehingga tidak perlu perlakuan khusus penambahan zat-zat kimia tertentu apalagi sampai menggunakan zat kimia berbahaya,” ujar Anton.

Ia pun menuturkan kandungan yang terdapat pada buah-buahan bisa meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus COVID-19, sehingga kebutuhan akan buah menjadi prospek yang baik bagi para petani. Untuk itu, Anton mengajak petani buah di seluruh Indonesia memanfaatkan momentum pasar saat ini.

“Kita punya buah tropis yang luar biasa besarnya, mulai dari manggis, durian, alpukat, nanas, pisang, jeruk bahkan apel dan stroberi. Volume produksi sementara menginjak 2021 ini menunjukkan 23 juta ton. Ini saatnya buah-buahan lokal merajai pasar dalam negeri,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman tidak menampik peluang adanya praktek curang dalam perniagaan buah-buahan. Dirinya mengimbau agar konsumen lebih teliti sebelum mengkonsumsi buah.

“Ciri-ciri buah yang matang akibat penggunaan bahan kimia di antaranya warna buahnya tampak lebih seragam. Tampilannya tidak menarik alias pucat, aroma buahnya ringan dan tercium bau kimia dan rasa buahnya hambar. Meskipun kulitnya tampak menguning namun bagian tengahnya terasa keras. Buah tersebut juga tidak tahan simpan, lebih cepat busuk,” ungkapnya.

Liferdi menuturkan masyarakat pecinta buah dituntut jeli agar bisa mengidentifikasi buah yang dimatangkan dengan bahan kimia berbahaya tersebut. Ia mengungkapkan obat yang dipakai sebetulnya aman namun pemakaiannya yang salah.

“Harusnya, untuk pisang dilakukan penyemprotan pada pangkal buah bagian atas. Sementara pada mangga, penyemprotan dilakukan pada pangkal malai namun untuk mangga tidak disarankan. Bila tidak tepat waktunya pemasakan, akan membuat jatuh buahnya,” jelas Liferdi.

Ia menambahkan secara alamiah tumbuhan memiliki hormon pertumbuhan yang disebut dengan etilen. Hormon ini bertanggung jawab mengatur pemasakan buah, pemekaran mahkota bunga, menebalnya batang pohon, serta mempercepat gugurnya daun.

Produksi etilen juga meningkat saat buah siap matang. Peningkatan ini memicu transformasi buah yang keras, hijau, kusam berubah menjadi buah yang lembut, mencolok dan lezat untuk dimakan.

Melihat besarnya manfaat dari senyawa etilen ini dan seiring dengan perkembangan teknologi, etilen dapat diproduksi secara buatan. Etilen buatan (artificial ethylene) mengandung senyawa Ethephon, yang berfungsi sama dengan etilen. Wujudnya berupa larutan cair dan dapat melepaskan hormon senyawa etilen di dalam tubuh tanaman.

Penggunaan etilen untuk mematangkan buah dinilai masih wajar dan buahnya aman dikonsumsi. Dengan syarat, tetap mengikuti dosis dan aturan penggunaan yang ditentukan.

(fhs/ega)

Tags: Berita Ekonomi Bisnis
Previous Post

Franky Widjaja: Pandemi Covid-19 Momentum Penguatan Pangan

Next Post

Mentan Minta HKTI Bantu Petani Tingkatkan Produktivitas

admin

admin

Next Post
Mentan Minta HKTI Bantu Petani Tingkatkan Produktivitas

Mentan Minta HKTI Bantu Petani Tingkatkan Produktivitas

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Login
Notify of
guest

guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
  • Trending
  • Comments
  • Latest
#usutkasusvina

#usutkasusvina Meski Dilanda Kontroversi, Film Vina: Sebelum 7 Hari Sukses Bikin Penonton Nangis Sesengukkan

16 Mei 2024
BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

BLT PKL Rp1,2 Juta Dicairkan oleh TNI-Polri, Ini Alasannya

10 September 2021
masyarakat Badui dalam masalah pangan

Apa yang kita bisa pelajari dari masyarakat Badui terkait pangan ?

13 Oktober 2021
harga beras alami kenaikan

Fluktuasi Harga Pangan Nasional per 8 Agustus 2024: Beras, Bawang, hingga Ikan Mengalami Kenaikan

8 Agustus 2024
ciri beras oplosan

Mentan Bongkar Dugaan Beras Oplosan, Ratusan Merek Diduga Langgar Mutu dan Standar Konsumen

0
Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

Mengawal Ketersediaan Pangan Nasional

0
Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

Perkuat Ketahanan Pangan, Mentan Dorong Pola Integrated Farming

0
Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

Ada Lumbung Pangan di Kalteng & Sumut, Impor Pangan Bisa Turun 10%

0
ciri beras oplosan

Mentan Bongkar Dugaan Beras Oplosan, Ratusan Merek Diduga Langgar Mutu dan Standar Konsumen

15 Juli 2025
Program Makan Bergizi Gratis

MBG Capai 7 Juta Penerima, Badan Gizi Nasional Percepat Ekspansi Layanan Gizi

7 Juli 2025
Menkeu Sri Mulyani

Sri Mulyani Proyeksikan Anggaran Makan Bergizi Gratis Capai Rp 240 Triliun Tahun 2026

2 Juli 2025
Kepala BGN Hindayana

BGN Tegaskan MBG Fokus pada Makanan Siap Santap, Bukan Bahan Mentah

26 Juni 2025

Berita Pilihan

Kepala BGN Hindayana

BGN Tegaskan MBG Fokus pada Makanan Siap Santap, Bukan Bahan Mentah

26 Juni 2025
Prabowo Subianto tinjau program MBG

Ada Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang, Apa Kata BGN?

19 Juni 2025
beras SPHP

80 Ribu Kopdes Merah Putih Disiapkan untuk Distribusi Beras SPHP 2025

17 Juni 2025
beras SPHP

Pemerintah Gelontorkan 250 Ribu Ton Beras Murah untuk Stabilkan Harga

9 Juni 2025
© Copyright Komandanpangan Team All Rights Reserved
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Hasil Produksi
  • Tani Unggulan
  • Tokoh Inspiratif
  • Jaga Negeri

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
wpDiscuz