Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya menjamin ketersediaan pangan nasional. Salah satu caranya dengan melakukan musim tanam jangka panjang hingga dua tahun ke depan.
“Secara umum 11 bahan pokok dasar kita dalam kendali aman. Khusus untuk beras kami telah mempersiapkannya sampai dua tahun ke depan sesuai petunjuk Bapak Presiden,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam keterangan tertulis, Rabu (30/12/2020).
Ia mengatakan dalam mempersiapkan pasokan beras pihaknya sudah melakukan Musim Tanam (MT) 1 dan 2 pada Januari-Juni 2020 dengan stok mencapai 7,4 juta ton. Adapun produksi yang ada mencapai 17 juta ton dengan kebutuhan konsumsi sebesar 15 juta ton.
Sementara pada musim tanam 2 ada sekitar 5,2 juta hektare lahan yang sudah ditanam dengan baik sejak Juli sampai Desember. Produksi ini menghasilkan 25 juta ton gabah kering, sehingga jika dijumlah dengan sisa yang ada maka akan terjadi over stok di tahun 2021 sekitar 7 juta ton.
“Ditambah untuk kesiapan pada 2021 kami sudah masuk dari Oktober 2020-Maret 2021 akan ada 8 juta hektare dan hasilnya bisa mencapai 18,5 juta ton sampai Juni 2021. Berarti stok akhir kita di 2021 menyampai 8-9 juta ton,” katanya.
Kendati demikian, ia mengakui masih ada beberapa hambatan yang disebabkan oleh cuaca. Oleh karena itu pihaknya melakukan percepatan memburu air, percepatan in out pada daerah banjir, dan upaya lainnya.
“Insyaallah semua bisa berjalan dengan baik dan kita harus yakin bahwa pangan bisa tercukupi,” ucapnya.
Di samping itu, lanjutnya, pemerintah telah mempersiapkan kebutuhan pangan melalui program jangka panjang food estate di Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
“Beberapa daerah yang defisit kita lakukan mapping untuk optimalisasi aktivitas yang ada di sana. Pengembangan food estate ini juga untuk mengurangi impor kita terhadap bawang dan kentang. Ke depan sesuai arahan presiden kita akan masuk ke Nusa Tenggara Barat (NTB),” tutupnya.