Site icon Pangan Bisa!

Kementan Ajak Peternak Tingkatkan Produksi Sapi Lokal Kurangi Impor

Kementerian Pertanian menggelar Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 18 yang bertemakan Sapiku Rejekiku, di AOR BPPSDMP, Jakarta, Selasa 19 April 2022. (Foto: Dok. Kementan)

Kementerian Pertanian menggelar Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 18 yang bertemakan Sapiku Rejekiku, di AOR BPPSDMP, Jakarta, Selasa 19 April 2022. (Foto: Dok. Kementan)

Sektor pertanian merupakan sektor yang terus bertahan dan bertumbuh positif di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia. Salah satunya adalah sektor peternakan, yang terus bertahan dan berkembang dalam situasi ini.

Tantangannya, ternak dari beberapa negara masih mengimpor bahan baku. Karena itu, Kementerian Pertanian mengajak peternak untuk meningkatkan produksi sapi lokal guna menekan impor.

Saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk mengerahkan seluruh potensi yang ada untuk mengefektifkan pengembangan sektor peternakan tanah air dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong produksi sapi dan kerbau dalam negeri memiliki kualitas yang sangat baik, sehingga menjadi salah satu sumber pasokan pangan hewani bagi masyarakat Indonesia.

Berdasarkan angka konsumsi dan prediksi setiap tahunnya, Mentan meminta masyarakat tidak perlu khawatir  dengan ketersediaan sapi potong  siap pakai, khususnya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

“Ada dinamika harga ya. Saat ini memang seperti itu. Tapi saya harap tanpa psikologi ketersediaan, akan ada kelangkaan, jangan sampai ini berlebihan. Kita boleh khawatir, tapi tidak boleh berlebihan karena ternyata ketersediaan cukup,” tegas Mentan, dikutip dari keterangan pers yang diterima beritasatu.com, Rabu (20/4/2022).

Berdasarkan pemutakhiran data per 2 Maret 2022, hasil pendataan dan verifikasi secara faktual data ketersediaan daging sapi/kerbau periode Maret hingga Mei 2022 sebanyak 234.091,2 ton. Sedangkan kebutuhan sebanyak 202.937,8 ton, sehingga masih ada surplus sebanyak 31.153,4 ton.

Sementara itu, Dedi Nursyamsi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan mengatakan, pertanian tidak lagi fokus menjadi produsen pangan. Namun juga bisa menjadi sumber mata pencaharian yang menguntungkan bagi tenaga kerja sektor pertanian.

“Pertanian harus menjadi bisnis. Pertanian harus sustainable dan menarik. Pertanian tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri, tetapi harus bisa menghasilkan uang,” kata Dedi.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluh) BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya menyampaikan pesan yang sama dalam agenda kegiatan Ngobrol Asyik (Ngobras) vol. 18 yang bertema Sapiku Rejekiku, Selasa (19/4/2022) di AOR BPPSDMP, Jakarta.

Dibawah bimbingannya, Kapusluh mengatakan di tengah pandemi Covid-19, hanya sektor pertanian yang berkontribusi positif.

“Diharapkan sektor peternakan dapat terus meningkatkan produksinya, sehingga mengurangi ketergantungan impor,” kata Bustanul.

Narasumber Ngobras, Muhammad Husni Thamrin yang merupakan Duta Petani Milenial Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan menjelaskan bagaimana ia memulai usahanya di bidang peternakan.

“Memulai usaha di bidang peternakan membutuhkan beberapa tahapan,” jelas Muhammad Husni.

Lebih lanjut, Muhammad Husni menjelaskan berbagai tahapan memulai usaha, antara lain pertama tahap persiapan, yaitu analisis kelayakan usaha, persiapan lahan dan infrastruktur. Kedua tahap operasional, yaitu pemeliharaan ternak sapi, pengembangan SDM dan penguatan kelembagaan. Ketiga tahap monitoring, yaitu monitoring dan evaluasi dan terakhir pengembangan usaha, yaitu skala ekonomi, ekspansi pasar dan diversifikasi.

Sedangkan biaya produksi yang harus dikeluarkan meliputi biaya pakan, kesehatan, operasional dan biaya ternak yaitu semua biaya pemeliharaan.

“Tantangan selalu hadir di setiap usaha bisnis. Mulai saja dulu,” tutup Muhammad Husni Thamrin.

Exit mobile version