JAKARTA – Kementerian Pertanian memantau penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar tetap berjalan dengan baik. Padahal, dari total pagu KUR yang ada saat ini sebesar 70 triliun rupiah, 44,5 triliun rupiah atau 63,6% telah dilaksanakan dengan benar.
“Hal ini menunjukan bahwa KUR pertanian sangat diminati dan terbukti membantu petani baik dari hulu sampai hilir,” ujar Direktur PSP Kementan, Ali Jamil dalam webinar berjudul KUR Pertanian 70 T Uang Siapa? Kamis (5 Agustus).
Ali mengatakan rotasi KUR pertanian harus terus digalakkan di seluruh daerah sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas, kesejahteraan, dan kualitas perekonomian masyarakat, terutama di masa pandemi Covid-19.
“Namun, perlu diingat bahwa KUR bukanlah dana APBN. Negara hanya memberikan subsidi bunga 6% kepada KUR setiap tahun. Oleh karena itu, setiap debitur yang menerima pinjaman memiliki kewajiban untuk mengembalikannya,” katanya.
Gede Edy Prasetya, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Menteri Koordinator Perekonomian, mengatakan penggunaan KUR meningkat signifikan dari waktu ke waktu.
Ia mengharapkan, penyerapan KUR pertanian ke depan bisa mencapai Rp 1 triliun per hari.
“Jadi kalau bisa di gaspol efeknya akan lebih baik. Semoga dengan kesempatan yang lebih luas ini bapak dan ibu petani bisa mendapatkan pinjaman KUR untuk mendapatkan hasil yang terbaik,” ujarnya.
Gede mengatakan rencana KUR ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan petani Indonesia. Selain itu, tahun ini pemerintah memutuskan bahwa suku bunga tidak boleh melebihi 3%.
“Dengan ini kami berharap cita-cita koperasi tani bisa berhasil diwujudkan. Selain itu terkait dengan pertanian yang sangat maju. Berkat KUR, masyarakat menjadi makmur,” ujarnya.
Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan, Indah Megahwati mengatakan, selama ini pelaksanaan pinjaman KUR terbagi dalam beberapa kelompok, antara lain kelompok padi, jagung, hortikultura, peternakan, dan tanaman pangan.
“Jadi kami sampaikan kepada mereka bahwa sistem KUR kami sudah menjadi kluster yang mencakup tanaman pangan, padi, jagung dan kluster lainnya. Dengan KUR, kami akan melipatgandakan keuntungan. Contohnya mengambil KUR 10 juta dalam 4 bulan lalu bisa 40 juta, dan pembeli kami tidak memiliki riwayat kredit yang buruk,” katanya.
Sementara itu, Asep Nugraha Sukma, Assistant Vice President Micro Sales Management Division PT BRI menambahkan, KUR diberikan kepada masyarakat yang memiliki usaha produktif dan memenuhi syarat untuk mengajukan pinjaman.
“Kesimpulannya kami bisa memberikan dana kepada debitur yang tidak bisa menggunakan jasa KUR,” kata Asep.