Site icon Pangan Bisa!

Jurus Kementan Bantu Petani Cabai Pemula

Jakarta – Petani cabai pemula harus didorong agar usahanya meningkat dan harga stabil. Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bakal memberikan bantuan kepada petani pemula cabai.

Salah satu petani tersebut yakni Widodo (25). Warga Dusun Kalipakem, Desa Seloharjo Kecamatan Pundong, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dibantu agar budidaya cabainya dilakukan dengan benar dan memiliki nilai jual kompetitif.

“Kita sudah menyarankan saudara Widodo bergabung dengan Kelompok Tani (Poktan) yang sudah ada atau membentuk sendiri,” ujar Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono, dalam keterangan tertulis dari Kementerian Pertanian, Selasa (19/9/2017).

Widodo pun disarankan berkoordinasi dan meminta informasi kepada petugas penyuluh atau ke Dinas Pertanian setempat dalam kegiatan bertani. Tujuannya agar bisa selaras dengan program pemerintah seperti pengaturan pola tanam.

“Kita kan sedang menjalankan pola tanam supaya para petani tidak bertanam di satu musim saja. Tujuannya menjaga stok cabai agar tidak melimpah di satu waktu saja, tapi terus berkesinambungan. Dengan demikian harganya relatif stabil karena ketersediaannya di setiap bulan,” beber Spudnik.

Ditjen Hortikultura menyarankan demikian, lantaran berdasarkan hasil kunjungannya bersama Kabid Hortikultura DIY Suparjiyem, Dinas Pertanian Bantul, Camat Pundong Sri Umiyati, Kapolsek Pundong, AKP Ngadi, beserta staf dan Koordinator Penyuluh Pundong diketahui kondisi tanaman cabai Widodo sedang berbuah muda dan layu.

Hal ini karena tidak tersedia air yang cukup untuk disiram.

“Saudara Widodo juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam membudidayakan cabai. Karena bekerja di bidang advertising atau petani pemula dan belum tergabung dalam poktan,” ungkap Spudnik.

Di sisi lain, Spudnik mengimbau Widodo, agar lebih hati-hati dan arif dalam mempublikasikan atau menyatakan sesuatu di media sosial. Sebab informasi soal digratiskannya cabai milik Widodo dan sempat viral di media sosial telah membuat dan memunculkan opini tertentu yang sesungguhnya tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.

“Seperti harga cabai. Masalah harga, kami dari Ditjen Hortikultura bersama dinas-dinas di daerah terus berupaya menjaga harga jual cabai di tingkat petani agar petani tidak rugi dan kesejahteraannya terjaga. Salah satu caranya melalui pengaturan pola tanam,” jelasnya.

Kemudian, mantan Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan Kementan ini, meminta Bulog menyerap panen petani di daerah yang hasilnya melimpah, mengajak Toko Tani Indonesia (TTI) meningkatkan penjualan cabai petani, berkomunikasi dengan pelaku industri, mendorong peningkatan pengolahan cabai menjadi produk bernilai tinggi, dan memperpendek rantai pasok.

“Kita juga terus mengupayakan penggunaan teknologi budidaya rendah pestisida, mekanisasi pertanian (mektan), membangun mitra kerja sama permanen dengan industri makanan, mendorong disiplin petani dalam penerapan manajemen tanam sepanjang tahun, serta peningkatan kapasitas petani dalam pengolahan hasil panen,” paparnya.

“Alhamdulillah, harga cabai di tingkat petani di Bantul yang beberapa hari sebelumnya cuma Rp 4.000 per kg sekarang sudah Rp 7.500 per kg,” tutup Spudnik.

Sebelumnya diberitakan Widodo menggratiskan cabai yang ada di kebun belakang rumahnya seluas 100 meter persegi dengan populasi sekitar 200 tanaman. Alasannya, harga cabai sedang turun dan rugi bila dijual.

Informasi tentang Widodo tersebut pun sempat viral, setelah pertama kali dipublikasikan melalui grup Facebook Info Jegatan Jogyakarta (IJJ), sarana komunikasi masyarakat terkait lalu lintas dengan anggotanya yang terdiri dari berbagai profesi ini.

(nwy/dnl)

Exit mobile version