Jakarta – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto menyampaikan produksi beras nasional berpotensi naik mencapai 4,86% di tahun 2021. Kenaikan tersebut didukung panen raya yang menunjukkan tren positif di awal tahun.
“Potensi luas panen padi 2021 sangat bagus dan juga menjanjikan. Tapi potensi ini harus kita waspadai, mengingat musim hujan dan banjir juga cukup besar dan bisa berdampak pada gagal panen,” terang Suhariyanto dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (1/3/2021).
Berdasarkan catatan BPS total luasan panen pada tahun 2020 lalu mencapai 10,66 juta hektare, dengan sentra produksi terbesarnya Provinsi Jawa Timur. Produksi beras pada tahun 2020 lalu sebesar 31,33 ton, meningkat dibandingkan produksi tahun 2019, yakni 31,31 ton. Meski kenaikan produksi tidak signifikan, Suhariyanto menyebut pemerintah berhasil mengendalikan produksi beras, sehingga kebutuhan masyarakat masih tercukupi dengan baik.
“Kinerja produksi padi relatif terjaga selama 2020. Artinya produksi tahun ini secara keseluruhan berjalan stabil dan sangat menggembirakan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, luas bahan baku sawah berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) tahun 2019 mencapai 7,46 juta hektare. Angka ini masih bisa bertambah seiring perluasan yang sedang dilakukan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri menyampaikan pihaknya berkomitmen menjaga produksi padi secara nasional. Upaya mitigasi pencegahan gagal panen akibat cuaca ekstrim dan potensi serangan OPT turut dijalankan. Misalnya asuransi pertanian sejak dini telah disosialisasikan agar segera dimanfaatkan petani untuk mencegah kerugian akibat gagal panen.
“Upaya kita menghadapi perubahan cuaca dan resiko bencana sudah dilakukan. asuransi AUTP bagi petani terus digalakkan,” kata Kuntoro.
Selain menjaga produktivitas di lahan sawah eksisting, lanjut Kuntoro, upaya perluasan area tanam melalui peningkatan indek pertanaman dan mendorong pertanaman di areal baru juga dilakukan pemerintah.
Kuntoro melanjutkan program food estate juga masih terus dikembangkan pemerintah. Untuk komoditas padi kini sudah berjalan di Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
(akn/hns)