Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus mengembangkan petani milenial di seluruh Indonesia.
Hal ini mencoba mengubah pola pikir generasi muda bahwa bertani itu keren, mengagumkan, dan satu-satunya industri yang menjanjikan, apalagi dengan adanya pandemi saat ini. Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan pergeseran era digital saat ini semakin mendorong percepatan pembangunan pertanian di Indonesia.
“Kami memfasilitasi mereka, kami meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kami memanfaatkan teknologi, mesin dan peralatan, jaringan dan jaringan pemasaran,” kata Menteri Pertanian Syahrul.
Mendukung pernyataan Menteri Pertanian, Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, mengatakan selama ini proses pembinaan petani milenial terus berlanjut. “Targetnya pada 2024, Departemen Pertanian mampu menghasilkan 2,5 juta petani milenial,” kata Dedi.
Melalui kerja sama dengan Duta Tani Milenial/Duta Tani Pilar [DPM/DPA], Dedi menegaskan kualitas dan kuantitas petani Milenial akan terus ditingkatkan.
Melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS], Departemen Pertanian terus mendorong dan meningkatkan minat pekerja muda atau milenial di sektor pertanian. Ini merupakan komitmen besar pemerintah untuk menggalakkan penyerapan tenaga kerja milenial di bidang pertanian.
Dalam rangka efektivitas pelaksanaan program YESS, Idha Widi Arsanti, Kepala Balai Pendidikan Pertanian, BPPSDMP yang juga Direktur Program YESS, terlibat langsung dalam memberikan bimbingan dan pendampingan di bidang pelaksanaan program YESS di Kalimantan Selatan. , Kamis (14/4).
Dalam kunjungannya ke Banjarbaru, Idha Widi Arsanti mendampingi Unit Pelaksana Proyek (PPIU) Kalsel, Kepala Kementerian Pertanian, DCT, DIT, BDSP dan penggerak yang meninjau langsung berbagai lokasi penerima manfaat proyek. Program YESS di Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Banjar.
Menurut Idha WA, kerjasama sudah dimulai, akses pasar terjangkau, dukungan pemerintah daerah dan pemberdayaan Mobilizer dan fasmud cukup baik, apalagi partisipasi perempuan dalam usaha pertanian cukup dominan, tidak hanya petani milenial tapi juga sebagai pendamping.
“Oleh karena itu cukup membenahi beberapa aspek yang dirasa perlu untuk ditingkatkan, agar efek yang diinginkan dapat tercapai dengan sempurna,” jelasnya.
Selain itu, Idha WA juga berharap ke depan perlu ditingkatkan lagi koordinasi, peningkatan sinergi dan pemberdayaan BDSP, karena ketika program YESS selesai, BDSP akan menjadi jawaban pembangunan berkelanjutan.
Hairul Effendi, salah satu petani milenial dari Tanah Laut dan penerima hibah kompetitif yang menggarap budidaya melon, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah meluncurkan program YESS ini.
“Ia merasa bisa mendapatkan banyak manfaat dari program YESS ini. Diantaranya pelatihan yang bisa dia ambil dan terapkan pada usaha taninya,” kata Hairul.
Selain Hairul Effendi, Idha dan rombongan juga menyempatkan ke beberapa lokasi penerima hibah kompetitif lainnya seperti Kuncoro dengan budidaya melonnya, Siti Aisyah dengan budidaya jagung pakan ternaknya, dan Erni dengan ternak kambingnya.