Site icon Pangan Bisa!

Kembangkan Pertanian, BUM Desa Jabung Klaten Gandeng Petani Milenial

KLATEN–Badan Usaha Milik (BUM) Desa Jabung Makmur, Desa Jabung, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, mengembangkan unit usaha pada bidang pertanian. Dalam pengembangan tersebut, BUM desa menggandeng petani milenial.

Lahan pertanian yang menjadi unit usaha BUM desa di desa perbatasan dengan wilayah Gunungkidul, DIY tersebut kini ditanami cabai. Selain cabai, BUM desa mengembangkan budi daya rumput pakchong.

Direktur BUM Desa Jabung Makmur, Hendri Ariyo Nugroho, mengatakan pengembangan unit usaha di bidang pertanian bermula dari pemetaan potensi desa setempat. “Awalnya kami mapping dulu sebenarnya potensi desa yang paling besar ada di mana. Ternyata potensi terbesar di lahan pertanian yang cukup luas. Kemudian di sana 80 persen petani,” kata Hendri, Selasa (8/2/2022).

Pengembangan unit usaha pertanian itu dimulai sejak Oktober 2021. Lahan yang dimanfaatkan yakni tanah kas desa yang sebelumnya disewakan dan hanya ditanami tebu selama 25 tahun.

“Sebelumnya hanya disewakan saja dan hasil sewa tidak bisa memenuhi kebutuhan desa karena ada pandemi dan sebagainya. Kami berusaha mencari potensi baru untuk memenuhi kebutuhan desa. Potensi tanah di sana sebenarnya cukup menghawatirkan. Awalnya banyak yang berpikir selain tebu tanah itu tidak bisa ditanami. Ini yang menjadikan kami tertantang untuk mengembangkan dan harapan kami bisa mengubah paradigma,” kata dia.

BUM desa mampu membuktikan jika lahan tersebut bisa diolah dan ditanami selain tebu. Hendri menuturkan hingga kini ada 1 hektare (ha) lahan yang bisa ditanami cabai. Rencananya, pengembangan cabai bakal diperluas hingga seluas 2,5 ha dalam tiga bulan kedepan.

Sementara itu, luas lahan yang kini ditanami rumput pakchong sekitar 1,7 ha. “Dalam setahun pertama kami kembangkan rumput pakchong untuk dijual bibitnya,” kata Hendri.

Dalam pengembangan pertanian itu BUM desa menggandeng anak muda setempat untuk menjadi petani milenial. Total ada tujuh petani yang kini terlibat dalam pengembangan lahan yang dikelola melalui BUM desa. Empat orang dengan rentang usia 20-30 tahun, sementara tiga orang berusia 30-40 tahun.

BUM desa sengaja menggandeng kalangan muda setempat untuk mengelola unit usaha tersebut sekaligus mengubah cara pandang kalangan muda terhadap bidang pertanian.

“Kenapa kami memilih pemuda? Setelah kami petakan ternyata banyak pemuda Jabung memilih keluar desa untuk mencari pekerjaan seperti menjadi karyawan dan sebagainya. Sementara, yang tertarik ke pertanian sedikit. Kami berharap dengan menggandeng pemuda ini bisa menjadi salah satu role model pengembangan pertanian bahwa bekerja di pertanian itu tidak kalah. Kami berharap tidak ada lagi image petani itu identik dengan pekerjaan yang kotor karena berlumpur dan sebagainya,” jelas dia.

Salah satu petani milenial di BUM Desa Jabung Makmur, Hariyanto, 27, memilih menjadi petani lantaran hasil yang diperoleh tak kalah jika dibandingkan pekerjaan lainnya.

“Sebelumnya saya bekerja di pabrik. setelah lulus sekolah bekerja di pabrik spare part sepeda motor di Jakarta. Tiga tahun di sana kemudian pulang, bekerja di pabrik percetakan di Klaten. kemudian keluar ditawari suruh mengelola ini di pertanian. Secara hasil sebenarnya menarik di sini,” kata Hari lulusan SMKN 1 Gantiwarno.

Exit mobile version