Jakarta – Ramai pembahasan rencana Menteri BUMN Erick Thohir membeli peternakan sapi di Belgia untuk mengurangi impor daging sapi. Padahal, Indonesia sendiri punya peternakan sapi bak peternakan di Selandia Baru, yakni Padang Mengatas di Kecamatan Luhak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar).
Peternakan ala Selandia Baru itu dikelola oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nama Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Padang Mengatas. BPTU HPT itu fokus pada pengembangan bibit sapi potong.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah mengatakan, BPTU HPT Padang mengatas punya potensi besar untuk terus ditingkatkan. Saat ini, ada 1.300 ekor sapi yang diternak di sana.
“Sangat bisa ditingkatkan (seperti peternakan di Selandia Baru). Saat ini populasi sekitar 1.300 ekor,” kata Nasrullah kepada detikcom, Selasa (20/4/2021).
Targetnya, BPTU HPT Padang Mengatas bisa mengembangkan bibit sapi 3.000 sampai 4.000 ekor. “Bisa sampai 3.000-4.000 ekor, ini bukan untung daging, untuk bibit,” urainya.
Nantinya, bibit-bibit yang dihasilkan akan disebarkan ke peternakan-peternakan di daerah lain.
Selain di Padang Mengatas, Kementan juga punya peternakan lainnya yang dikembangkan untuk menjadi peternakan seperti di Selandia Baru antara lain BPTU HPT Sembawa, Kabupaten Banyu Asin, Sumatera Selatan; BPTU HPT Indrapuri, Aceh; dan BPTU HPT Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah yang fokus pada pembibitan sapi perah.
Dihubungi terpisah, menurut Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Nanang Purus Subendro, balai-balai pembibitan sapi tersebut bisa terus dikembangkan untuk mendongkrak produksi daging sapi dalam negeri.
Namun, pemerintah perlu meningkatkan juga perlu mendorong peternakan sapi skala industri. Caranya ialah fokus pada program integrasi peternakan sapi dengan perkebunan sawit. Nantinya, peternakan skala industri itu yang akan mengembangkan lagi bibit-bibit sapi dari BPTU PHT Kementan.
“Jadi kalau masalah lahan bisa menggunakan, untuk skala industri itu integrasi sapi-sawit perlu dikembangkan lagi. Kalau perlu itu bisa menjadi kewajiban bagi pelaku usaha sawit skala besar, bukan hanya imbauan. Itu harus mengalokasikan sekian lahannya untuk integrasi sapi-sawit,” tegas Nanang.
Lalu, pemerintah juga perlu mendorong perkembangan peternak rakyat. Caranya dengan mempermudah akses peternak pada kredit usaha rakyat (KUR) yang saat ini masih mewajibkan agunan.
Pemerintah juga perlu mendorong minat anak muda menjadi peternak untuk bisa mengimplementasikan teknologi di peternakan.
“Kita lihat data jumlah peternak yang ada di Indonesia saat ini, 56% usianya sudah di atas 50 tahun. Kita bisa bayangkan program pemerintah sebagus apapun di industri peternakan, kalau nggak diminati anak muda ya pasti tdk akan berhasil. Karena yang melakukan kan tidak ada,” pungkas Nanang.
(vdl/zlf)