Bekasi, CNBC.com – Hama wereng batang coklat yang dikenal dengan WBC mulai menyerang pertanaman padi di beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi. Menanggapi serangan hama WBC ini, Kementerian Pertanian (Kementan) beserta jajarannya dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) bergerak cepat melakukan pengamanan pertanaman di Bekasi. Tim Kementan dari pusat sampai petugas lapangan bergotong royong mengendalikan serangan hama WBC di Kabupaten Bekasi agar serangannya tidak meluas dan petani bisa panen.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Eem Embang Lesmanasari bersama dengan Kepala Bidang Penyuluhan Yeta Hendriwideta telah menginstruksikan semua petugas lapangan, penyuluh Pertanian dan POPT untuk bersama-sama mengawal dan terus mendampingi petani untuk mengendalikan serangan WBC di wilayahnya masing-masing.
“Pengawalan pertanaman dalam rangka mengamankan produksi merupakan tugas bersama. Pendampingan petani oleh petugas lapangan baik penyuluh maupun POPT akan terus kami tingkatkan sehingga kami harapkan serangan WBC ini dapat segera tertangani dan tidak menyebar ke wilayah lain”, tutur Eem saat diwawancara hari Senin (01/02).
Senada hal tersebut, Koordinator petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Bekasi, Sutiawan, menyatakan bahwa di wilayahnya hama WBC ini telah menyerang pertanaman padi di tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru. “Saat ini WBC atau wereng coklat menyerang pertanaman padi di wilayah Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, dan Serangbaru. Untuk kecamatan yang lainnya masih aman dan terkendali”, terang Sutiawan.
Langkah strategis juga diambil oleh Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Wilayah II Subang-BPTPH Jawa Barat, H. Iduk, yaitu dengan cara mendekatkan bantuan sarana pengendalian ke lokasi serangan. Hal ini dimaksudkan agar tindakan pengendalian dapat lebih cepat dilaksanakan tanpa harus menunggu bantuan pestisida tiba. H. Iduk juga menginstruksikan kepada semua petugas POPT di wilayah Bekasi untuk lebih mengintensifkan pengamatan OPT di wilayah kecamatannya masing-masing.
“Sarana pengendalian WBC di wilayah Kabupaten Bekasi sudah kami distribusikan ke masing-masing kecamatan. Disamping untuk mengendalikan WBC di kecamatan yang sudah terserang, kami juga kirimkan pestisida biologi sebagai langkah preemptif untuk mengantisipasi migrasi WBC di kecamatan yang lain. Bagi beberapa wilayah dengan populasi WBC yang masih rendah, petani dapat menggunakan pestisida biologi untuk mengendalikannya”, jelas H. Iduk.
Menanggapi hal ini, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Edy Purnawan menghimbau seluruh jajaran perlindungan tanaman dari pusat sampai tingkat lapangan untuk waspada dan meningkatkan pengamatan OPT, serta bersiap melakukan tindakan antisipasi pengendalian pada Bulan Januari-Februari yang merupakan puncak serangan OPT.
“Kami telah sampaikan ke seluruh jajaran perlindungan tanaman pangan agar lebih intensif melakukan kegiatan pengamatan, waspada, dan gerak cepat segera melakukan tindakan pengendalian OPT sesegera mungkin, agar kejadian serangan OPT seperti wereng coklat ini tidak meluas dan mengganggu produksi padi kita. Kami juga sudah menugaskan staf Ditlin TP untuk berkoordinasi dengan petugas lapangan, Dinas Pertanian, Pemerintah Desa serta Babinsa agar dapat melakukan upaya-upaya pengendalian serangan WBC secara cepat, efektif dan dan efisien”, terang Edy.
Lebih lanjut di jelaskan bahwa sarana pengendalian OPT seperti pestisida, baik pestisida biologi maupun pestisida kimia saat ini sudah tersedia dan tersebar di gudang-gudang Brigade Perlindungan Tanaman (BPT). Sarana tersebut dipersilakan untuk digunakan seoptimal mungkin dalam mengendalikan serangan OPT yang ada di wilayah masing-masing. Permintaan bantuan pestisida diusulkan berdasarkan rekomendasi petugas POPT agar lebih tepat dan tertib administrasi.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan dukungannya dalam rangka penanganan serangan OPT. “Petugas POPT dan Penyuluh Pertanian di lapangan beserta jajaran dari Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten untuk terus berkoordinasi dengan jajajaran kami di Pusat dan bersama-sama mengawal pengamanan produksi padi saat ini dari serangan hama WBC hingga panen”, ungkapnya.
Pernyataan Suwandi tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan pestisida menjadi prioritas dalam rangka mengawal produksi tanaman pangan. Semua jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus terus mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian, seperti serangan hama WBC saat ini dengan memaksimalkan kegiatan perlindungan tanaman untuk menjaga dan mengamankan produksi pangan nasional.