Site icon Pangan Bisa!

Berdikari Ala Komunitas Rumah Pangan Lestari

Bogor – Pemukiman kompleks Pabuaran Indah di kecamatan Cibinong, kabupaten Bogor, Jawa Barat, siang itu tampak asri nan hijau. Hampir semua rumah warga di kawasan ini dipenuhi berbagai macam tumbuhan hijau. Ada yang tertata rapi ditaruh didalam pot, ada juga tanaman yang digantung, dan dibiarkan merambat teras rumah.

Setiap rumah hampir memiliki tanaman bunga dalam pot. Pot tersebut tampak berjejer rapi diisi jenis tanaman cabe, tomat, jeruk nipis, kemudian tanaman toga seperti kangkung, temulawak, lidah buaya, seledri, samhong dan jenis tanaman lainnya.

Menariknya lagi, warga di perumahan ini memiliki Rumah Pangan Lestari. Sebuah program ketahanan pangan yang sangat menginspirasi dan digerakkan warga sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya tahun 2017. Awalnya dibantu oleh Dinas Pertanian setempat, kemudian di bulan selanjutnya, warga bersama-sama mengembangkan program pangan ini secara swadaya.

Bu Karyani, demikian panggilan akrab Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) RT 14 RW 05, mengakui warga di kompleks ini sangat menyukai berkebun. Mereka andal memanfaatkan halaman rumah yang sempit sebagai lahan bercocok tanam hidroponik. Hal itu bisa dilihat dari pemandangan teras rumah masing-masing warganya yang dipadati tumbuhan hijau.

Berkebun di rumah kini menjadi rutinitas warga, yang sangat asyik digeluti. Karyani menuturkan, semua warganya disarankan untuk menanam minimal 10 (sepuluh) tanaman cabe serta bibit sayuran lainnya, sehingga warga tidak susah payah membeli sayuran di luar kompleks perumahan. Warga juga diwajibkan menanam tanaman obat keluarga (TOGA) di setiap rumahnya.

Tidak hanya berkebun, warga juga secara bersama-sama melakukan budidaya ikan lele dalam suatu kolam milik bersama. Ketika panen tiba, warga sangat antusias memanen lele secara bersama-sama baik kalangan muda maupun dewasa, lalu menjual hasil budidaya tersebut ke warga setempat.

Mengubah Sampah Bernilai Ekonomis

Selain berkebun di lahan rumah masing-masing, warga yang tergabung dalam Komunitas Rumah Pangan Lestari ini secara rutin mengagendakan kegiatan bersama-sama. Misalnya, mengumpulkan dan menyeleksi sampah-sampah plastik atau sisa sayuran kemudian didaur ulang sehingga bernilai ekonomis.

Karyani menceritakan, warganya sudah dapat menghasilkan berbagai jenis olahan makanan dari tanaman samhong, yang kemudian diolah menjadi aneka pangan seperti puding, kue, salad, jus dan berbagai olahan lainnya. Adapun bekas plastik di lingkungan kompleks, Karyani menuturkan warga biasanya mengumpulkannya dan memilah-milih sesuai dengan kebutuhan. Hasilnya, daur ulang sampah itu dibuat menjadi tas anyaman, lalu pot bunga, serta hiasan lainnya.

Sementara itu, Bu Yani, salah seorang anggota PKK setempat, mengatakan di kompleks tempat dia tinggal, tidak ada satupun sampah yang terbuang sia-sia. Semua sisa limbah rumah tangga akan diolah kembali sehingga dapat memberikan manfaat bagi warga. Misalnya, sisa sayuran diolah menjadi kompos. Pupuk kompos dari bahan organik ini dapat meningkatkan komposisi unsur hara, mineral atau nutrisi lain dari dalam tanah.

“Sisa sayuran daripada dibuang, mending dibikin kompos,” tutur Yani.

Warga di kompleks ini, termasuk Yani, memandang semua sampah rumah tangga sangat berharga dan bernilai. Untuk itu, warga tak pernah menyia-nyiakan sampah apalagi membuangnya.

“Tidak dibuang sampahnya. Sampahnya berharga,” sambung Yani.

Hasil Panen, dari Warga untuk Warga

Ketika musim panen tiba, warga kompleks Pabuaran Indah sangat menantikannya. Dari anak-anak, remaja, hingga kalangan dewasa selalu antusias menunggu momentum panen. Misalnya, ketika hasil budidaya lele sudah bisa dipanen, atau ketika sayuran hydroponik sudah membuahkan hasil. Warga akan bersuka cita dan saling bantu membantu mengolah hasil panen itu.

“Kalau panen raya, itu biasanya Agustus, September, Oktober. Tahun 2020 ini, sudah panen ketiga,” terang Ibu Karyani.

Animo warga juga sangat tinggi ketika mengolah hasil sayuran hydroponik, untuk diolah menjadi jus atau diproses menjadi puding. Warga kompleks ini sangat kompak. Hasil olahan mereka pun dipasarkan bersama-sama di lingkungan RW setempat. Karyani menjelaskan, kegiatan semacam ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun.

mumnya, warga akan memesan terlebih dahulu jus buah kepada PKK Komunitas Pangan Lestari, selanjutnya warga akan memproduksi sesuai jumlah pesanan warga kompleks.

“Misalnya, untuk membuat jus, ada pesanan sekitar 150 botol. Pesanan kita ready hari Minggu, nah di hari Sabtu, warga ngelist berapa stok permintaan, kita sudah ada berapa pesanannya, dari pagi sampai siang yang sudah jadi dikirim,” ujarnya menerangkan.

Exit mobile version